SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya menemukan sebanyak 10.741 kasus Tuberculosis (TBC). Petugas masih menelusuri hingga melakukan pemeriksaan kepada keluarga pasien.
Kepala Dinkes Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, data tersebut tercatat hingga November 2024. Angka itu mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya.
“Dibandingkan dengan temuan kasus TBC di periode yang sama tahun 2023, menunjukkan ada peningkatan kasus sebesar 5 persen,” kata Nanik, ketika dikonfirmasi, Sabtu (14/12/2024).
Baca juga: Menkes: Penanggulangan TBC Prioritas Nasional
Nanik mengungkapkan, temuan kasus itu merupakan 73,89 persen dari target penemuan 14.537 kasus TBC di 2024. Sebanyak, 1.327 di antaranya merupakan pasien anak.
TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Lalu menyebar ke kelenjar limfe, ginjal, tulang, dan sistem saraf kecuali kuku dan rambut.
“Penyebaran TBC terjadi dari droplet penderita melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, melepaskan partikel mikroba yang dihirup orang lain,” ucapnya.
Dengan demikian, kata Nanik, Dinkes Surabaya bakal terus mencari penderita TBC yang belum terdeteksi. Salah satunya, dengan melakukan pemeriksaan terhadap keluarga satu rumah.
Baca juga: Sampai November 2024, 48 Pasien TBC Meninggal di Lebak
“Pelaksanaan kegiatan (pemeriksaan) investigasi kontak minimal delapan orang serumah atau sudah melakukan kontak erat (dengan pasien TBC)," ujarnya.
Selain itu, Nanik juga berkoodinasi dengan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan fasilitas kesehatan. Agar langsung melaporkan apabila ada orang dengan gejala menderita TBC.
“Juga melakukan kegiatan skrining terintegrasi di Surabaya, dengan menggunakan metode skrining gejala yang dilakukan sesuai dengan alur algoritma tatalaksana TBC,” tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang