Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jebol akibat Hujan Deras, Dinding Bozem di Surabaya Akan Diperluas

Kompas.com, 11 Desember 2024, 15:20 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal memerluas bozem atau penadah hujan yang jebol di Simo Hilir, Kelurahan Simo Mulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal, Selasa (10/12/2024) kemarin.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan bahwa perluasan itu akan menggunakan tanah IPT (Izin Pemakaian Tanah) di dekat lokasi. Pihaknya akan membongkar bangunan yang tidak berizin.

"Ada tanah Pemkot yang ada bangunannya, itu akan kita bongkar dan kita jadikan bozem. Bangunan IPT itu sudah tidak diperpanjang izinnya sejak 2019,” kata Eri di Simo Hilir, Rabu (11/12/2024).

Baca juga: Dinding Bozem di Surabaya Jebol akibat Hujan Lebat, Permukiman Terendam Banjir

Eri mengungkapkan bahwa perluasan bozem tersebut nantinya juga akan dilengkapi dengan pintu air elektrik.

Dia menargetkan proses pembangunannya hanya memakan waktu hingga tiga hari.

"Bozem Simo Hilir ini akan menampung air dari atas, sehingga aliran airnya bisa diatur. Kalau dilos (tanpa dikendalikan), airnya akan ambyar (ke jalan)," jelasnya.

Lebih lanjut, kata Eri, akibat dari jebolnya dinding bozem tersebut, air meluber hingga ke jalan di sisi timur sungai. Sedangkan untuk sebelah baratnya tidak mengalami banjir.

"Dulu sisi barat (sungai) banjir, hingga masjid yang sudah tinggi pun ikut tergenang, tapi sekarang tidak lagi. Makanya sisi timur akan kita kebut agar tahun depan semuanya selesai," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Camat Sukomanunggal, Dwi Anggoro, mengatakan bahwa penyebab jebolnya dinding bozem tidak hanya karena tingginya curah hujan, tetapi juga akibat kuatnya arus sungai.

"Curah hujannya tinggi tidak masalah. Tapi tadi arusnya yang tinggi dan kuat sehingga mampu membuat tanggul jebol," kata Dwi Anggoro saat ditemui di lokasi, Selasa (10/12/2024).

Dwi menyebutkan bahwa kerusakan itu membuat air yang seharusnya mengalir akhirnya meluber hingga ke jalan. Bahkan, sejumlah rumah warga terendam banjir akibat peristiwa tersebut.

Baca juga: Jembatan Penghubung 2 Kecamatan di Banjarnegara Putus akibat Banjir

"Dampaknya jelas dirasakan warga di sekitar bozem, ruas jalan ini banjir sampai menutup roda sepeda motor. Selain itu, juga luapan air sungai sampai berdampak ke Jalan Kupang Jaya," ucapnya.

Sementara itu, salah seorang penduduk setempat, Dian, mengaku mendapatkan informasi mengenai dinding bozem yang berada tidak jauh dari rumahnya tersebut jebol dari pesan tetangganya.

"Tahu bozemnya jebol itu ya dapat info dari grup WA (WhatsApp) warga, sekitar sorean, masih hujan. Terus tetangga baru melapor ke petugas sekitar satu jam setelah jebol," kata Dian.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau