Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pembuatan Replika Pesawat Tempur Ilyushin Il-28 di Sidoarjo

Kompas.com, 19 November 2024, 13:02 WIB
Izzatun Najibah,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Jika melewati Flyover Juanda di bundaran Aloha yang berada di Jalan Raya Waru, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Anda akan menemukan sebuah monumen Pesawat Ilyushin Il-28 di tengah Taman Ir. H. Juanda.

Pesawat ini memiliki sejarah panjang dalam dunia penerbangan militer Indonesia. Kini, sedang dibangun replika pesawat ini untuk dipasang di Museum Dirgantara.

Pembangunan replika Pesawat Ilyushin Il-28 ini berlangsung di lahan seluas 1,5 hektar di kompleks pergudangan Jemundo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.

Proses pembuatan replika sudah berlangsung 20 hari. Rupa replika itu sudah mulai tampak.

Replika pesawat itu dibuat oleh seorang pengusaha otomotif modifikasi asal Sidoarjo, Iwan Setiawan bersama timnya. Iwan selama ini dikenal karena kerap memodifikasi mobil bekas menjadi mobil klasik bernilai ratusan juta.

“Kebetulan, dari Angkatan Laut Puspenerbal Juanda ada permintaan bikin replika Il-28,” kata Iwan, owner PT Inti Maju Cemerlang kepada Kompas.com, Sabtu (16/11/2024).

Baca juga: Tangan Ajaib Iwan Setiawan, Sulap Mobil Bekas Jadi Karya Klasik Senilai Ratusan Juta Rupiah

Pesawat Ilyushin Il-28 awalnya merupakan milik AURI yang diproduksi oleh Angkatan Udara Uni Soviet. Pesawat itu terbang perdana di Indonesia pada 4 Oktober 1959 dengan kemampuan membawa tiga ton bom dan radius tempur 2.000 kilometer per jam.

Pesawat ini pernah dikerahkan saat kampanye Trikora pada 1962 dan infiltrasi di Papua hingga penembakan meriam kepada kapal nelayan asal Jepang yang melintas di batas wilayah teritorial.

Baca juga: Jelang 17 Agustus, Warga di Sukabumi Sulap Limbah Jadi Replika Mobil hingga Pesawat

Kemudian, ALRI sebagai penanggung jawab wilayah perairan mendapat jatah Beagle Il-28 sebagai alutsista pembom taktis anti-kapal. Sayangnya, umurnnya yang cukup tua membuat 12 pesawat tempur ini banyak yang sudah tidak layak terbang.

Selama pengoperasiannya, lima unit rusak akibat kecelakaan. Pesawat yang tersisa akhirnya dijual sebagai besi tua, sementara satu unit yang tersisa dipasang sebagai monumen di Taman Ir. H. Juanda, bundaran Aloha.

Replika Il-28 yang sudah mulai terlihat penampakannyaKOMPAS.COM/IZZATUN NAJIBAH Replika Il-28 yang sudah mulai terlihat penampakannya
Sebagai pengingat kembali perjuangan panjang Il-28, Dispenerbal Juanda menambah replikanya untuk dipasang di Museum Dirgantara.

Pembuatan replika pesawat Il-28 yang masih dalam tahap penutupan kerangka itu langsung bikin mata salah fokus. Ukurannya yang begitu besar serasa melihat bomber sungguhan.

“Il-28 ini punya lingkar 2 meter. Kemudian dari moncong sampai sirip itu panjangnya 18 meter dan bentang 21 meter,” ungkap Iwan sambil memperagakan panjang pesawat dengan tangannya.

Bisa dibilang, progres pembuatan masih sekitar 20 persen. Baru kerangka badan, moncong, dan ekor pesawat saja yang sudah mulai terlihat. Sementara sayap dan hidung belum dibuat 100 persen.

Untuk membuat replika Il-28 terlihat sempurna, Iwan telah memilih material-material terbaik yang dia dapat dari pabrik lokal. Di antaranya besi dan plat galvanis yang dipasang di badan pesawat dibuat sedemikian rupa agar tahan banting di musim kemarau dan hujan.

“Pesawat ini kan akan dipajang di luar, jadi harus pakai galvanis khusus supaya tahan cuaca. Kita antisipasi anti-karat,” ucap pria lulusan Teknik Sipil tersebut.

Baca juga: Desember 2024, Bandara IKN Bisa Didarati Pesawat Berbadan Lebar

Iwan enggan menyebutkan berapa nominal biaya produksi ini. Tetapi, tahapan demi tahapan pembuatan replika Il-28 yang dikerjakan oleh tujuh orang ini dibuat sangat detail dengan cara manual. Mereka menyatukan plat galvanis pada kerangka dengan menggunakan mata bor yang cukup kuat.

“Kemarin waktu kita (kesulitan) membentuk konstruksi badan supaya rigid tidak peyang (tidak simetris). Tapi bisa teratasi dengan keahlian kita jadi perlu detail,” terangnya.

Pria yang berusia 50 tahun itu mengatakan, proyek pembuatan replika pesawat tempur Il-28 tersebut rencananya akan dipajang di Museum Dirgantara Juanda.

“Untuk Museum Dirgantara. Katanya di Juanda pesawatnya kurang dua unit, jadi saya ditawarin, ya sudah saya bikin,” ujarnya.

Sebenarnya, Il-28 bukan replika pesawat yang pertama kali dibuat oleh Iwan bersama timnya. Sebelumnya dia sudah berpengalaman membuat pesawat latih pada tahun 2022 lalu.

“Dua tahun lalu juga pernah bikin pesawat replika tapi kecil seperti pesawat latih pesanan tempat wisata untuk dipajang,” tutur Iwan.

Tak butuh waktu lama, hanya membutuhkan sekitar dua bulan, Iwan menargetkan replika Il-28 selesai sebelum bulan Desember 2024 untuk bisa dipajang di Museum Digantara Juanda Surabaya.

Membuat alutsista atau kendaraan yang bersejarah tak membuat Iwan merasa ketar-ketir. Pasalnya, dia juga pernah membuat modifikasi mobil replika Jeep Land Rover seri 1 milik Presiden Soekarno untuk Puspenerbal Juanda.

“Selama itu bikinan manusia, dan pernah dibikin oleh manusia, ya akan coba dan pasti bisa,” tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau