SIDOARJO, KOMPAS.com - Jika melewati Flyover Juanda di bundaran Aloha yang berada di Jalan Raya Waru, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Anda akan menemukan sebuah monumen Pesawat Ilyushin Il-28 di tengah Taman Ir. H. Juanda.
Pesawat ini memiliki sejarah panjang dalam dunia penerbangan militer Indonesia. Kini, sedang dibangun replika pesawat ini untuk dipasang di Museum Dirgantara.
Pembangunan replika Pesawat Ilyushin Il-28 ini berlangsung di lahan seluas 1,5 hektar di kompleks pergudangan Jemundo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.
Proses pembuatan replika sudah berlangsung 20 hari. Rupa replika itu sudah mulai tampak.
Replika pesawat itu dibuat oleh seorang pengusaha otomotif modifikasi asal Sidoarjo, Iwan Setiawan bersama timnya. Iwan selama ini dikenal karena kerap memodifikasi mobil bekas menjadi mobil klasik bernilai ratusan juta.
“Kebetulan, dari Angkatan Laut Puspenerbal Juanda ada permintaan bikin replika Il-28,” kata Iwan, owner PT Inti Maju Cemerlang kepada Kompas.com, Sabtu (16/11/2024).
Baca juga: Tangan Ajaib Iwan Setiawan, Sulap Mobil Bekas Jadi Karya Klasik Senilai Ratusan Juta Rupiah
Pesawat Ilyushin Il-28 awalnya merupakan milik AURI yang diproduksi oleh Angkatan Udara Uni Soviet. Pesawat itu terbang perdana di Indonesia pada 4 Oktober 1959 dengan kemampuan membawa tiga ton bom dan radius tempur 2.000 kilometer per jam.
Pesawat ini pernah dikerahkan saat kampanye Trikora pada 1962 dan infiltrasi di Papua hingga penembakan meriam kepada kapal nelayan asal Jepang yang melintas di batas wilayah teritorial.
Baca juga: Jelang 17 Agustus, Warga di Sukabumi Sulap Limbah Jadi Replika Mobil hingga Pesawat
Kemudian, ALRI sebagai penanggung jawab wilayah perairan mendapat jatah Beagle Il-28 sebagai alutsista pembom taktis anti-kapal. Sayangnya, umurnnya yang cukup tua membuat 12 pesawat tempur ini banyak yang sudah tidak layak terbang.
Selama pengoperasiannya, lima unit rusak akibat kecelakaan. Pesawat yang tersisa akhirnya dijual sebagai besi tua, sementara satu unit yang tersisa dipasang sebagai monumen di Taman Ir. H. Juanda, bundaran Aloha.
Replika Il-28 yang sudah mulai terlihat penampakannyaPembuatan replika pesawat Il-28 yang masih dalam tahap penutupan kerangka itu langsung bikin mata salah fokus. Ukurannya yang begitu besar serasa melihat bomber sungguhan.
“Il-28 ini punya lingkar 2 meter. Kemudian dari moncong sampai sirip itu panjangnya 18 meter dan bentang 21 meter,” ungkap Iwan sambil memperagakan panjang pesawat dengan tangannya.
Bisa dibilang, progres pembuatan masih sekitar 20 persen. Baru kerangka badan, moncong, dan ekor pesawat saja yang sudah mulai terlihat. Sementara sayap dan hidung belum dibuat 100 persen.
Untuk membuat replika Il-28 terlihat sempurna, Iwan telah memilih material-material terbaik yang dia dapat dari pabrik lokal. Di antaranya besi dan plat galvanis yang dipasang di badan pesawat dibuat sedemikian rupa agar tahan banting di musim kemarau dan hujan.
“Pesawat ini kan akan dipajang di luar, jadi harus pakai galvanis khusus supaya tahan cuaca. Kita antisipasi anti-karat,” ucap pria lulusan Teknik Sipil tersebut.
Baca juga: Desember 2024, Bandara IKN Bisa Didarati Pesawat Berbadan Lebar
Iwan enggan menyebutkan berapa nominal biaya produksi ini. Tetapi, tahapan demi tahapan pembuatan replika Il-28 yang dikerjakan oleh tujuh orang ini dibuat sangat detail dengan cara manual. Mereka menyatukan plat galvanis pada kerangka dengan menggunakan mata bor yang cukup kuat.
“Kemarin waktu kita (kesulitan) membentuk konstruksi badan supaya rigid tidak peyang (tidak simetris). Tapi bisa teratasi dengan keahlian kita jadi perlu detail,” terangnya.
Pria yang berusia 50 tahun itu mengatakan, proyek pembuatan replika pesawat tempur Il-28 tersebut rencananya akan dipajang di Museum Dirgantara Juanda.
“Untuk Museum Dirgantara. Katanya di Juanda pesawatnya kurang dua unit, jadi saya ditawarin, ya sudah saya bikin,” ujarnya.
Sebenarnya, Il-28 bukan replika pesawat yang pertama kali dibuat oleh Iwan bersama timnya. Sebelumnya dia sudah berpengalaman membuat pesawat latih pada tahun 2022 lalu.
“Dua tahun lalu juga pernah bikin pesawat replika tapi kecil seperti pesawat latih pesanan tempat wisata untuk dipajang,” tutur Iwan.
Tak butuh waktu lama, hanya membutuhkan sekitar dua bulan, Iwan menargetkan replika Il-28 selesai sebelum bulan Desember 2024 untuk bisa dipajang di Museum Digantara Juanda Surabaya.
Membuat alutsista atau kendaraan yang bersejarah tak membuat Iwan merasa ketar-ketir. Pasalnya, dia juga pernah membuat modifikasi mobil replika Jeep Land Rover seri 1 milik Presiden Soekarno untuk Puspenerbal Juanda.
“Selama itu bikinan manusia, dan pernah dibikin oleh manusia, ya akan coba dan pasti bisa,” tandasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang