SURABAYA, KOMPAS.com - Dua pemuda dari Tenggumung Wetan, Semampir, Surabaya, Jawa Timur, berinisial MUY (25) dan AR (21), ditangkap anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Surabaya.
Keduanya terlibat dalam peredaran tembakau sintetis (tembakau gorila) secara terang-terangan melalui jejaring Instagram.
Kasat Resnarkoba Polrestabes Surabaya, Kompol Suria Miftah Irawan menjelaskan, penangkapan pertama dilakukan terhadap MUY.
MUY ditangkap di depan kantor ekspedisi di kawasan Pabean Cantikan, Surabaya, saat ia mengambil paket berisi narkoba, pada Sabtu, 24 Agustus 2024 lalu.
Baca juga: Lima Pelaku Tawuran di Depan Rusun Karang Anyar Positif Narkoba, Polisi Sita Tembakau Sintetis
"Dari tersangka MUY, ditemukan barang bukti berupa satu paket kardus yang berisi tiga kantong plastik berisi tembakau gorila dengan berat total 249,600 gram," ujar Suria, Kamis (19/9/2024).
MUY kemudian dibawa ke Mapolrestabes Surabaya untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Dalam pemeriksaan, MUY mengaku membeli tembakau sintetis tersebut bersama AR, untuk dijual kembali.
"Berdasarkan keterangan MUY, petugas berhasil menangkap AR. Kedua tersangka ini sepakat membeli tembakau gorila bersama-sama," ujar Suria.
Kepada penyidik, kedua tersangka mengaku telah tiga kali membeli tembakau sintetis melalui Instagram untuk dijual kembali.
Awalnya, mereka membeli 50 gram dengan uang patungan. Setelah laris di pasaran, keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membeli 100 gram tembakau sintetis, dan terakhir mereka membeli 250 gram.
Baca juga: Dibekuk, 2 Pemuda Pembuat Tembakau Sintetis di Nagreg
"Setelah tembakau gorila tersebut habis terjual, uang hasil penjualan digunakan untuk membeli tembakau gorila lagi sebanyak 250 gram," kata Suria.
Suria menyampaikan, kedua tersangka ini mengedarkan tembakau gorila untuk mencari uang tambahan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Dari tangan tersangka, kami menyita tiga kantong plastik berisi tembakau sintetis, ponsel, dan tas selempang yang digunakan untuk membawa narkoba tersebut," tutur Suria.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang