KOMPAS.com - Seorang siswa kelas 11 SMA swasta di Surabaya menderita gegar otak karena dianiaya kakak kelasnya. Tindakan tersebut diduga candaan logo perguruan silat.
Ibu korban, Yuliana Hutabarat warga Kecamatan Siwalankerto, Surabaya, mengatakan, peristiwa pengeroyokan tersebut dialami anak semata wayangnya, yakni ALF (17).
"Awalnya dari teman sekelas candaan dengan anak saya, terus anak saya balas dengan candaan juga, nah itu jadi permasalahan,” kata Yuliana ketika ditemui di rumahnya, Jumat (13/9/2024).
Baca juga: 9 Pesilat PSHT Keroyok Seorang Remaja di Malang hingga Koma
Yuliana mengungkapkan, buah hatinya tersebut bersama temannya bercanda logo perguruan silat di kaos temannya. Ketika itu, dia memotret pakaian dan mengirimkan ke rekannya yang lain.
“Bercanda, baju logonya (perguruan silat) difoto sama anak saya, terus dikirim ke temannya. Mungkin temannya mengirim ke kakak kelas (yang beda perguruan silat),” jelasnya.
Kemudian, bocah tersebut tidak masuk sekolah karena alasan diare, Kamis (5/9/2024). Namun, dia diajak temannya untuk cash on delivery (COD) knalpot, sekitar pukul 16.00 WIB.
"Alasannya jemput temannya buat ngambil paketan COD knalpot, ternyata diantar ke rumah kakak kelasnya yang deket, di depan SMPN 57. Jadinya ke rumah kakak kelasnya," ujarnya.
Selanjutnya, korban bertemu dengan tiga orang kakak kelasnya yang sudah menunggu di rumahnya. Selain itu, bocah tersebut juga diminta masuk ke dalam pagar bangunan.
Baca juga: Keroyok 3 Mahasiswa Usai Nonton Konser, 2 Pria di Makassar Ditangkap
"(Anak saya bilang) 'aku minta maaf tapi tetep dipukul, kan bercanda tapi tetap dipukul, ya sudah aku babak belur terus dijambak dan dua kali tak tangkis'," ucapnya, menirukan cerita anaknya.
ALF yang sudah babak belur dinaikkan ke sepeda motor menuju ke kampus swasta di Jalan Brigjen Katamso, Waru, Sidoarjo. Dia kembali dipukuli serta diminta membuat video permintaan maaf.
Yuliana menyebut, anaknya sekarang mengalami trauma berat akibat pengeroyokan. Selain itu, korban juga belum masuk sekolah karena luka dan takut bertemu para pelaku.
"Diagnosa dokter itu pembengkakan pada otak, jadi saya tanya, istilahnya itu gegar otak ringan. (Kata dokter) gak apa itu obatnya diminum bisa sembuh, cuman nanti banyak istirahat dulu," katanya.
Baca juga: Dandim Minta Maaf Anak Buahnya Keroyok 2 Polisi, Pelaku Bakal Jalani Sidang Militer
Sementara itu Kapolsek Wonocolo Kompol M Soleh menyatakan, ketiga pelaku sudah ditangkap dan ditetapkan tersangka. Penyidik juga tengah mendalami kasus pengeroyokan tersebut.
“Proses sidik masih terus berjalan. Kami sudah koordinasi dengan bapas karena pelakunya masih anak-anak. Insyaallah minggu ini berkas sudah selesai dan kami serahkan ke kejaksaan,” kata Soleh.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang