TRENGGALEK, KOMPAS.com - Kekeringan yang melanda wilayah Trenggalek, Jawa Timur membuat sejumlah wilayah di kawasan itu mengalami krisis air bersih.
Krisis paling parah terjadi di Desa Wonoanti. Lalu, untuk mendapatkan air bersih, warga Desa Wonoanti bergantung pada bantuan distribusi air bersih dari Polsek setempat.
Ya, aparat di Polsek Gandusari kini rutin menyalurkan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan.
Dalam satu hari, sebanyak 7.000 liter air bersih disalurkan di empat titik di wilayah Kecamatan Gandusari tersebut.
Baca juga: Modifikasi 14 Mobil Patroli, Polres Trenggalek Salurkan 52.800 Liter Air Bersih
"Sumber air serta sumur warga sudah bayak yang kering. Kalau langganan air dari PDAM masih ada, tapi tidak semua warga berlangganan."
Demikian kata Kepala Polsek Gandusari, Iptu Katik seusai pendistribusian air bersih di Desa Wonoanti, Jumat (13/09/2024).
Selama ini, mobil tanki milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek tidak setiap hari melakukan pendistribusian air bersih.
Kendala terjadi karena jumlah kendaraan yang terbatas, dan antrean panjang yang harus bergilir dengan wilayah lain.
Lalu, guna mencukupi kebutuhan air, mobil patroli Polsek Gandusari pun dimodifikasi dengan ditambahi tandon air di bak belakang.
Kapasitas tanki tersebut bisa menampung hingga 1.200 air bersih. Selain itu, juga ada sebuah mobil tanki air bersih dari salah satu relawan, dengan kapasitas 500 liter.
"Total air bersih yang didistribusi ke masyarakat yang mengalami kekeringan setiap hari sebanyak 7.000 liter. Sehari bisa distribusi sebanyak tiga kali di empat titik," sebut Katik.
Baca juga: Krisis Air Bersih di Sumbawa Meluas, Status Darurat Diperpanjang hingga Oktober
"Dua unit mobil patroli Polsek Gandusari, ditambah satu unit mobil tanki dari relawan," sambung Katik.
Setiap hari, bantuan air bersih disalurkan ke empat titik di Desa Wonoanti, yakni Dusun Wonoanti satu titik, dan Dusun Krajan di tiga titik.
"Di setiap titik di pasang bak penampungan, agar warga mudah mengambil air. Untuk sirkulasi proses suplai air juga bisa cepat," sambung Katik.
Distribusi air bersih tersebut rutin dilakukan sejak dua pekan terakhir. Awalnya, krisis air bersih terjadi di satu titik dan semakin hari semakin meluas.
"Setiap hari kami distribusi air bersih. Sebab, kebutuhan air semakin hari semakin bertambah."
"Dan yang paling utama untuk kebutuhan memasak, serta kebutuhan lain termasuk mandi dan mencuci," ungkap Katik.
“Meski belum bisa mem-back up keseluruhan, namun setidaknya ini bisa membantu masyarakat untuk mendapatkan air bersih, mencukupi kebutuhan sehari-hari.” sambung Katik.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang