Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang Saat Dititipkan di Madiun Umbul Square, 6 Satwa BKSDA Jatim Ternyata Dijual

Kompas.com, 4 September 2024, 15:41 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Enam satwa milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur (Jatim) yang dititipkan di Balai Konservasi Tempat Wisata Madiun Umbul Square, Jawa Timur raib.

Diduga enam hewan satwa itu hilang karena dijual oknum pegawai Umbul Square Madiun ke perorangan di Jawa Tengan dengan total nilai mencapai ratusan juta rupiah.

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah I Jawa Timur-Madiun, Agustinus Krisdijantoro yang dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (4/9/2024) membenarkan hilangnya enam satwa tersebut.

Baca juga: Ketika Anak-anak Khawatir Satwa Hutan Terancam Tak Punya Rumah...

Hilangnya enam hewan satwa itu baru diketahui setelah tim KSDA Madiun melakukan monitoring kondisi hewan satwa yang dititipkan di Umbul Square.

“Kami mengetahuinya setelah tim kami melakukan monitoring akhir Agustus 2024. Hasil monitoring ditemukan enam hewan milik BKSDA Jatim yang dititipkan di Umbul Square hilang. Kami mendapatkan informasi awal dua satwa (yang hilang) dijual oleh oknum petugas harian lepas berinisial MFL ke Jepara, Jawa Tengah,” kata Agus.

Untuk diketahui Madiun Umbul Square adalah tempat wisata peninggalan penjajahan Belanda untuk peristirahatan. Tempat wisata ini berada di desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun yang berjarak sekitar 20 km dari Kota Madiun ke arah selatan.

Selain kolam renang, kolam belerang dan aneka permaianan anak, di tempat wisata itu juga terdapat kebun binatang dengan aneka macam satwa.

Dari informasi tersebut, kata Agus, tim KSDA Madiun mengklarifikasi oknum petugas harian lepas berinisial MFL. Saat dikonfirmasi, MFL membenarkan menjual satwa-satwa titipan BKSDA tersebut.

Kepada petugas, MFL mengakui menjual dua satwa Antelope milik BKSDA Jatim yang dititipkan di Umbul Square pada Senin (19/8/2024) kepada warga Kabupaten Jepara berinisial V seharga Rp 100 juta. Dari keterangan itu, tim menginvestigas satwal lain yang dijual oknum tersebut pada bulan-bulan sebelumnya.

“Dari keterangannya ia juga menjual satu anakan antelope, satu ekor rusa tutul dan dua ekor kambing Praha pada bulan Maret 2024. Satu anakan Antelop dijual Rp 36 juta, dua ekor kambing Praha dijual Rp 7,5 juta dan Rusa Totol dijual sebesar Rp 14 juta,” ungkap Agus.

Baca juga: AHY Diminta Tak Alihkan Kawasan Satwa untuk Lahan Eks Kombatan GAM

Menurut Agus, total hasil penjualan enam hewan satwa milik BKSDA Jatim yang dititipkan di Madiun Umbul Square mencapai Rp 157,5 juta. Pengakuan MFL, uang disetor ke bagian keuangan Madiun Umbul Square.

“Jadi alasan penjualan itu katanya Umbul butuh dana,” kata Agus.

Agus menambahkan tim akan menginvestigas lebih lanjut untuk mengecek seluruh hewan satwa milik BKSDA yang dititipkan di Madiun Umbul Square. Pasalnya jumlah hewan satwa yang dititipkan tempat wisata milik Pemkab Madiun mencapai 129 ekor.

Terhadap kasus itu, Agus sudah memanggil Dirut Madiun Umbul Square, Afri Handoko untuk klarifikasi terkait penjualan enam satwa milik BKSDA Jawa Timur.

Dari hasil klarifikasi itu, KSDA Madiun akan melaporkan ke Balai Besar KSDA Jawa Timur yang berada di Sidoarjo untuk mendapatkan petunjuk tindak lanjut.

“Dari petunjuk itu akan diketahui apakah kasus ini ditangani penyidik PPNS atau dilaporkan ke polisi,” jelas Agus.

Baca juga: Puluhan Satwa Hasil Perdagangan Ilegal Dilepasliarkan ke Hutan di Lampung

Direktur Utama Madiun Umbul Square, Afri Handoko yang dikonfirmasi via telepon seluler menyatakan dirinya akan menyampaikan keterangan resmi terkait hilangnya satwa milik BKSDA yang diduga dijual oknum petugas Madiun Umbul Square.

“Mohon bersabar. Kami nanti akan menyampaikan keterangan resmi dengan BKSDA karena tidak semuanya benar (informasi penjualan enam satwa milik BKSDA),” kata Afri.

Afri mengatakan hari ini dirinya akan mendatangi Kantor KSDA Madiun untuk melakukan klarifikasi terkait hilangnya enam hewan satwa miliki BKSDA Jawa Timur.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau