MADIUN, KOMPAS.com - Musim kemarau yang berkepanjangan menjadikan volume air Waduk Dawuhan yang berada di Desa Plumpungrejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur menyusut tajam.
Petugas Operasi Waduk Dawuhan Agung Wirasat yang dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (3/9/2024) menyatakan volume air tinggal menyisakan 700.000 kubik atau 30 persen dari kapasitas normal.
“Untuk volume normal air di waduk sebanyak 3,9 juta meter kubik,” ungkap Agung.
Baca juga: Menilik Padi Varietas Pro-Tani di Demak, Hasil Melimpah meski Musim Kemarau
Menurut Agung, pintu air waduk akan ditutup total akhir Oktober bila penyusutan air terus berlanjut.
Padahal normalnya, air dari Waduk Dawuhan dapat mengairi lahan pertanian di tiga kecamatan di Kabupaten Madiun yakni Wonoasri, Balerejo, dan Madiun.
Ia menyebutkan, keberadaan Waduk Dawuhan dapat mengairi lahan pertanian seluas 1.273 hektar. Sehingga, petani terbiasa memanfaatkan air dari Waduk Dawuhan untuk mencukupi kebutuhan bertanam padi.
Baca juga: Musim Kemarau 2024, Warga Cianjur Tempuh 1 Km Untuk Cuci dan Mandi di Sungai
Bila musim kemarau tiba, kata Agung, banyak petani menggunakan sumur dalam seperti sumur sibel.
Ia mengatakan, saat musim penghujan tiba Waduk Dawuhan dapat menyuplai air 300 liter per detik per hari. Namun, bila musim kemarau tiba, debit air makin menurun hingga 100 liter per detik.
Kabid Pengairan Dinas PUPR Kabupaten Madiun, Maskur Yatim yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, pintu Waduk Dawuhan akan segera ditutup untuk menjaga konstruksi bangunan.
Pasalnya, bila dihabiskan berdampak pada rusaknya konstruksi Waduk Dawuhan.
Baca juga: Musim Kemarau, 20 Desa di Kabupaten Malang Berisiko Alami Kekeringan
“Air yang tersisa tidak bisa dihabiskan untuk menjaga konstruksi bangunan waduk. Untuk kebutuhan penanaman, petani dapat memanfaatkan sumur dalam hingga musim penghujan tiba,” ungkap Maskur.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang