LUMAJANG, KOMPAS.com - Seorang guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mendeklarasikan diri maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Guru tersebut adalah Hasan Basri, warga Desa Sumberjati, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Hasan merupakan Kepala MI Terpadu Assunniyah Sumberjati. Selain itu, ia juga pengasuh PP Ainul Hikmah 02 Sumberjati Tempeh.
Baca juga: Wacana Kapolda Jateng Maju di Pilkada, Golkar: Tergantung Atasannya
Di Pilkada nanti, Hasan hanya memasang target menjadi calon wakil bupati Lumajang.
Hasan mengatakan, niatnya maju di Pilkada untuk memperjuangkan aspirasi para pegiat pendidikan pesantren dan pendidikan formal pesantren.
Menurutnya, selama ini pendidikan pesantren kurang mendapatkan perhatian pemerintah. Seperti, penyamaan ijazah pendidikan pesantren dengan pendidikan formal dan kesejahteraan guru-gurunya.
"Ya kita ingin membawa dan memperjuangkan apa yang selama ini menjadi keluhan warga pesantren tentang perhatian pemerintah kepada kami," kata Hasan kepada Kompas.com, Senin (27/5/2024).
Baca juga: Kisah Aswari, Penyandang Disabilitas Asal Sumenep yang Dilantik Jadi Anggota PPS di Pilkada 2024
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pesantren Lumajang, Labilul Wildan mengatakan, saat ini sudah ada 30 pesantren di Lumajang yang siap menyukseskan Hasan di Pilkada 2024.
Jumlah itu, kata Wildan, masih akan terus bertambah. Mengingat, ia, dan Hasan giat menjalin silaturahim ke pesantren lain di Lumajang untuk mengumpulkan dukungan.
"Kalau sekarang ada 30 pesantren, tentu nanti akan terus bertambah, kita keliling terus untuk mengumpulkan dukungan pesantren," kata Wildan.
Wildan menyebut, dua calon kuat bupati Lumajang saat ini, yakni Indah Amperawati dan Thoriqul Haq sama-sama masih bingung menentukan wakilnya.
Terlebih, keduanya dianggap Wildan tidak punya latar belakang di dunia pendidikan pesantren yang kuat sehingga sulit memperjuangkan kepentingan pesantren apabila terpilih nanti jika tidak didampingi orang yang punya rekam jejak yang jelas untuk memperjuangkan pesantren.
"Ada dua calon bupati yang kuat tapi mereka juga belum punya wakil, nah ini kita munculkan alternatif dengan latar belakang pesantren yang tidak dimiliki keduanya," jelas Wildan.
Terpisah, Ketua Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) Kabupaten Lumajang Muslih mengatakan, meski sosok Hasan di kalangan umum kurang tenar, namun kiprah Hasan di kalangan pesantren dan madrasah di Lumajang sangat dikenal.
Muslih yakin, modal sosial yang dipunya Hasan bisa bergerak bersama untuk menyukseskannya di Pilkada nanti.
"Kalau dibilang tenar, ya dulu siapa yang kenal Budiono sampai kemudian jadi Wapres. Sebenarnya Gus Hasan ini terkenal di komunitas pesantren karena rekam jejaknya, kami yakin nanti bisa berjuang bersama," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.