Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Kompas.com, 16 Mei 2024, 19:48 WIB
Ghinan Salman,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku telah lama melarang siswa SD dan SMP di Kota Surabaya, Jawa Timur, melakukan study tour ke luar daerah.

Eri menegaskan, larangan siswa study tour sudah lama dilakukan di Kota Pahlawan.

Meski demikian, ia kembali menekankan larangan ini untuk memastikan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua siswa.

"(Larangan) sudah dari dulu. Kebijakannya tidak pernah berubah ya, kita sudah bunyikan," kata Eri di Surabaya, Kamis (16/5/2024).

Baca juga: Pimpinan Komisi X DPR Setuju Study Tour Dilarang: Kalau ke Tempat Wisata, Itu Namanya Healing

Larangan ini didasari komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua siswa.

Study tour yang membebani orang tua siswa dinilai tidak sejalan dengan komitmen tersebut.

"Wisuda saja tidak boleh kok. Kalau kita sudah arahkan, tidak ada wisuda kalau bayar, kecuali komite, ini sama dengan study tour (dilarang)," ujar Eri.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh menyatakan akan mengeluarkan surat edaran resmi terkait imbauan ini.

Surat edaran tersebut akan memuat alternatif kegiatan perpisahan yang dapat dilakukan di sekolah atau di dalam Kota Surabaya.

"Harapan kami tadi, bentuknya bisa di sekolah atau mungkin bisa pergi tapi dalam kota saja. Contoh misal anak-anak wisata ke mangrove, kan banyak spot-spot wisata kita (Surabaya)," ujar Yusuf.

Baca juga: Soal Larangan Study Tour, Begini Respons Sejumlah Kepala Sekolah di Kota Semarang

Namun, Yusuf menekankan bahwa imbauan ini bukan untuk membatasi kreativitas sekolah. Tetapi untuk memastikan bahwa kegiatan tidak membebani orangtua siswa.

"Kalau misalkan kita sampaikan ya mestinya semua harus bisa memahami itu. Surat edaran Dispendik keluar sebelum liburan, segera," ungkapnya.

Koordinator Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Negeri Surabaya, Cipto Wardoyo memgklaim SMP Negeri di Surabaya sudah tidak melaksanakan study tour ke luar kota selama beberapa tahun terakhir.

"Selama ini memang untuk negeri itu tidak pernah mengadakan kegiatan tour ke luar kota, sudah beberapa tahun kami sudah tidak melaksanakan study," ujar Cipto Wardoyo.

Menurut dia, selama beberapa tahun terakhir, bentuk perpisahan yang dilakukan SMP Negeri di Surabaya lebih banyak berupa ajang kreativitas anak-anak.

Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju Study Tour Ditiadakan

Misalnya berupa panggung hiburan yang menampilkan bakat dan minat anak-anak tersebut.

"Jadi misalkan penampilan kelas 9A, 9B, itu sebagai bentuk kenangan anak-anak selama sekolah 3 tahun di sekolah tersebut," ujar dia.

Ia juga menyatakan bahwa MKKS SMP Negeri akan selalu berkoordinasi dengan sekolah-sekolah untuk memastikan imbauan ini dipatuhi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau