Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dam Jati, Bangunan Belanda Tahun 1902 yang Masih Jadi Gantungan Irigasi 11.000 Lahan Pertanian di 3 Kabupaten

Kompas.com - 09/02/2024, 09:53 WIB
Sukoco,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dam Jati masih berfungsi sebagai bangunan pembagi air irigasi untuk tiga kabupaten.

Padahal, bangunan tersebut sudah sangat tua lantaran dibangun pada zaman pemerintahan Belanda, tepatnya tahun 1902.

Dam Jati berada di Desa Gorang Gareng, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Dam ini masih berfungsi sebagai bangunan pembagi air irigasi bagi 3 Kabupaten.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Magetan Muhtar Wahid mengatakan, Dam Jati juga disebut sebagai SIM atau Saluran Irigasi Madiun.

Baca juga: Bendungan Sukamahi, Pengendali Banjir dengan Konsep Bendungan Kering

Sebab, pemanfaatannya untuk pengairan sampai di Kabupaten Madiun meski bangunannya berada di Kabupaten Magetan.

“Meski bangunannya berada di Kabupaten Magetan namun fungsi dari Dam Jati adalah sebagai suplai pengairan sawah yang berada di Kabupaten Magetan, Madiun dan Ngawi,” ujarnya ditemui di ruang kerjanya, Jumat (09/02/2024).

Muhtar Wahid menambahkan, sebanyak 11.000 hektar lahan persawahan dan perkebunan di 3 kabupaten sangat tegantung pengairannya dari Dam Jati.

“Ada 11.000 hektar yang dialiri Dam Jati. 11.000 terdiri dari Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Madiun, di mana 10 persen sawah di Madiun dialiri dari Dam Jati. Fungsinya sangat vital,” imbuhnya. 

Pada zaman Belanda selain untuk mengairi sawah, Dam Jati juga difungsikan sebagai irigasi bagi tanaman tebu untuk pabrik gula yang ada di Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten dan Kota Madiun.

Baca juga: Mengenal Bendungan Cipanas, Pemasok Air Baku dan Irigasi di Kawasan Rebana

Jumlah pabrik gula di Magetan sebanyak 2 yaitu pabrik Gula Rejorari dan PG Purwodadi, sementara di Kabupaten Ngawi ada PG Sudono, di Kabupaten Madiun PG Rejo Agung, PG Pagotan, PG Kanigoro dan PG Rejosari yang saat ini tidak beroperasi lagi.

“Selain untuk sawah, dulu juga untuk pengairan tanaman tebu tapi paling banyak untuk pengairan sawah tergantung petani musimnya tanam apa,” ucapnya.

Dam Jati punya pintu pembagian air yang unik

Dam Jati di Kabupaten Magetan merupakan bangunan irigasi yang dibangun Belanda pada tahun 1902 yang saat ini masih difungsikan sebagai irigasi bagi 11.000 hektar lahan pertanian di Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Madiun.KOMPAS.COM/SUKOCO Dam Jati di Kabupaten Magetan merupakan bangunan irigasi yang dibangun Belanda pada tahun 1902 yang saat ini masih difungsikan sebagai irigasi bagi 11.000 hektar lahan pertanian di Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Madiun.

Dari struktur bangunan, Dam Jati memiliki sejumlah pembagian jalur air yang unik.

Menurut Muhtar Wahid, jalur-jalur berkelok dengan ketinggian tertentu dari pintu air merupakan teknologi pembagi aliran di zaman Belanda.

Jalur-jalur tersebut merupakan jalur pembagi bagi kabupaten kota untuk mendapatkan jatah aliran irigasi.

“Jalur ini untuk membagi masing-masing wilayah daerah mana yang akan dialiri. Dibagi supaya ada pintu masing-masing mau alirannya besar atau kecil itu ada pengaturannya,” katanya.

Baca juga: Bendungan Sigura-gura yang Pernah Muncul di Uang Kertas Pecahan Rp100

Dulu, Dam Jati pernah dibangun menjadi dam karet bantuan teknologi dari Jepang. Tetapi teknologi pembendung air dari karet mengalami kerusakan pada tahun 1980-an.

Mahalnya pengoperasian dan perawatan menggunakan teknologi dam karet membuat pemerintah Indonesia mengubah teknologi dam karet menjadi bangunan tetap.

“Ini dulu dam karet, usia pakainya 25 tahun jebol. Pemerliharaannya mahal. Kalau ini tidak kurang dari Rp 25 miliar, begitu jebol. Makanya diganti dengan dam tetap yang lebih murah pemeliharaannya,” jelas Muhtar Wahid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentrok Antar-pemuda di Madiun, 3 Luka Berat dan 4 Luka Ringan

Bentrok Antar-pemuda di Madiun, 3 Luka Berat dan 4 Luka Ringan

Surabaya
1 Warga Meninggal Usai 'Nyebur' ke Sungai Saat Polisi Gerebek Sabung Ayam di Ngawi

1 Warga Meninggal Usai "Nyebur" ke Sungai Saat Polisi Gerebek Sabung Ayam di Ngawi

Surabaya
Penipuan Tanah Kavling di Malang, Direktur Ditangkap

Penipuan Tanah Kavling di Malang, Direktur Ditangkap

Surabaya
Duduk Perkara Rumah Ibu di Malang Dirobohkan oleh Anak Kandung

Duduk Perkara Rumah Ibu di Malang Dirobohkan oleh Anak Kandung

Surabaya
Guru SD di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Siswa Alami Cedera di Sekolah

Guru SD di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Siswa Alami Cedera di Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
'Speedboat' Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

"Speedboat" Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

Surabaya
5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

Surabaya
10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

Surabaya
Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Surabaya
Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Surabaya
PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com