Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar dan Alumni Unair Kecam Segala Praktik Pelemahan Demokrasi

Kompas.com - 05/02/2024, 13:51 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sivitas akademika Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyinggung sejumlah bentuk pelemahan demokrasi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, tampak sejumlah guru besar, mahasiswa, serta alumni Unair berkumpul di depan gedung pascasarjana, Senin (5/2/2024). Mereka mengenakan jas almamater dan batik.

Baca juga: Deklarasi Guru Besar Unesa, Inginkan Pemilu Tetap pada Koridor Etik dan Demokrasi Sehat

Guru Besar Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Unair Prof. Hotman Siahaan kemudian membacakan pernyataan sikap yang disusun sejumlah sivitas akademika itu.

"(Pertama) Mengecam segala bentuk praktik pelemahan demokrasi. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan harus merawat prinsip etika republik dengan tidak menyalahgunakan kekuasaan," kata Hotman, di depan mahasiswa, Senin (5/2/2024).

"(Lalu) menggunakan fasilitas dan alat negara untuk kepentingan kelompok tertentu, maupun berpihak dalam politik elektoral dan menghentikan segala praktik pelanggengan politik kekeluargaan," tambahnya.

Baca juga: Guru Besar Unej Minta Jokowi Hentikan Politisasi Kebijakan yang Bisa Merusak Demokrasi

Unair mendesak presiden dan aparatur negara lainya untuk menghormati kemerdekaan hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya bagi tiap warga.

"(Menghormati) kebebasan berbicara, berekspresi, dan pengelolaan sumber daya alam. Karena negara Indonesia milik segenap rakyat Indonesia, bukan segelintir elite penguasa," jelasnya.

Selanjutnya, kata Hotman, pemerintah diminta untuk menggelar Pemilu dengan berlandaskan asas langsung, umum, bebas, rahasia (luber), jujur dan adil (jurdil), serta tanpa adanya praktik politik uang.

"Mendesak penyelenggaraan Pemilu tanpa intervensi penguasa, tanpa kecurangan, tanpa kekerasan, dan mengutuk segala praktik jual beli suara yang dilakukan oleh peserta Pemilu," ucapnya.

Terkahir, Hotman dalam pernyataan sikapnya menyinggung perihal tekanan yang diterima oleh para akademisi. Hal itu diduga dialami setelah memberikan kritik kepada pemerintahan sekarang.

Baca juga: Guru Besar Unhas Makassar Kritik Jokowi, Rektor: Tidak Mewakili Institusi

"Mengecam segala bentuk intervensi dan intimidasi terhadap kebebasan mimbar akademik. Perguruan tinggi harus senantiasa menjaga marwah, rasionalitas, dan kritisisme demi tegaknya republik," ujarnya.

Diketahui, sejumlah sivitas akademika di sejumlah kampus lain sudah lebih dahulu menyatakan sikap dan petisi terkait Pemilu 2024. Beberapa di antaranya Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Islam Indonesia (UII).

Kemudian, Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
'Speedboat' Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

"Speedboat" Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

Surabaya
5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

Surabaya
10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

Surabaya
Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Surabaya
Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Surabaya
PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Surabaya
Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com