Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Saronen, Seni Musik Khas Madura

Kompas.com - 05/01/2024, 19:33 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Saronen berasal dari Madura. Saronen kerap digunakan untuk mengiringi karapan sapi.

Saronen juga ditemukan di wilayah lain, seperti Tanah Pasundan (tarompet), Bali (pereret), Sumatera, serta Banyumas (tetepret).

Alat musik tersebut dianggap sebagai ciri khas Madura karena diperkirakan selalu mengiring karapan sapi.

Saronen

Asal-usul Saronen

Awalnya saronen berasal dari Timur Tengah. Di daerah tersebut, alat musik tersebut dikenal dengan nama beraneka ragam, yaitu surnai, sarune, sirnai, maupun shahnai.

Di Madura, bunyi saronen telah dimodifikasi.

Dalam salah satu versi menyebutkan konon di Sumenep, kesenian tersebut telah berusia lebih dari 500 tahun yang diciptakan oleh Ki Hatib dari Desa Sendang, Kecamatan Pragaan.

Ia merupakan pendiri pesantren pertama di Madura. Ki Hatib adalah katandur atau berdakwah dalam bidang pertanian.

Baca juga: 8 Wisata Sejarah dan Budaya di Madura, Ada Tempat Nonton Karapan Sapi 

Pada saat itu, saronen sebagai sarana dahwah. Instrumen saronen berjumlah sembilan yang merupakan filosofi sembilan suku kata dari Bis Mil La Hir Roh Ma Nir Ro Him.

Pada awalnya, Saronen yang dinamakan Sannenan tersebut selalu dimainkan pada setiap hari Senin di Pasar Ganding, Kecamatan Ganding.

Di Madura, saronen dikaitkan dengan sapi (saat karapan maupun pertandingan kecantikan sapi betina), kuda (untuk upacara ritual di malam keramat maupun upacara pesta perkawinan), serta tarian topeng untuk upacara ritual tertentu (klono).

Instrumen tersebut diikuti dengan dua pelawak yang menari (atandang) sesuai dengan irama musik.

Sesekali dua pelawak tersebut berhenti menari kemudian melantunkan pantun yang bernada dakwah.

Isinya berupa mengajak masyarakat supaya menganut ajaran agama Islam secara benar dan kaffah.

Lama kelamaan, saronen dijadikan sebagai pengiring pengantin, khitanan, rokat, karapan sapi, sapi sonok, dan sebagainya.

Bentuk Saronen

Saronen merupakan alat tiup yang berbentuk kerucut. Alat musik yang terbuat dari kayu jati ini memiliki enam lobang berderet di depan dan satu lubang di belakang.

Ada kait berupa gelang kecil dari kuningan untuk mengaitkan bagian bawah dengan bagian atas ujungnya yang terbuat dari daun siwalan.

Pada bagian pangkal ditambah dengan sayap dari tempurung yang bentuknya menyerupai kumis sehingga menambah kejantanan dan kegagahan penggunanya.

Cara Memainkan Saronen

Saronen biasanya digunakan sebagai pembuka komposisi dengan permainan solo.

Suaranya sedikit sengau, keras, meloncat-loncat, melengking-lengking, dan meliuk-liuk dengan irama menghentak.

Setelah itu, permainan diikuti dengan alat musik lainnya. Perpaduan alat musik tersebut menghasilkan irama yang selaras.

Saronen dapat dimainkan sesuai dengan jenis irama yang diinginkannya.

Mekipun, alat musik tersebut dominan memiliki irama mars atau dalam bahasa Madura irama sarka', yaitu irama teratur dan kuat.

Baca juga: Sapi Sonok, Si Cantik dari Madura

Namun, saronen juga dapat menghasilkan irama lorongan atau irama sedang.

Ada dua jenis irama tersebut, yaitu irama sedang "lorongan jhalan" dan irama slow (lembut) "lorongan toju"

Pada saat mengiringi karapan sapi, saronen dimainkan dengan irama sarka' untuk memberikan dorongan semangat, baik kepada sapi, pemilik, maupun pengiringnya.

Saronen dengan irama sarka' juga dimainkan dalam memingiringi sepasang pengantin hingga mencapai pintu gerbang. Karena, irama sarka' mampu menciptakan suasana hangat.

Sementara, irama lorongan jhalan atau irama sedang pada saronen dimainkan dalam perjalanan mencapai lokasi tujuan, baik saat mengiringi sapi karapan atau atraksi sapi sono'.

Irama tersebut juga digunakan saat mengiringi kuda serek (jaran kenca') maupun berbagai ritual yang berkaitan dengan prosesi kehidupan manusia.

Lagu-lagu yang dimainkan berasal dari lagu-lagu gending karawitan, seperti gending nong-nong, manyar sebuh, lan-jalan, maupun bronto sewu.

Irama roju biasanya digunakan untuk mengiringi pengantin keluar pintu gerbang menuju pintu pelaminan.

Adapun gending-gending yang dimainkan adalah alunan gending angling, puspawarna, kinanti, gung-gung, rarari, dan lainnya.

Baca juga: Karapan Sapi dari Madura: Sejarah, Makna, Aturan, dan Cara Bermain

Kompoenen Saronen

Saronen yang dimainkan secara orkes terdiri dari sejumlah komponen, yaitu:

  • Tabbhuwan raja dan tabbhuwan kene', yakni masing-masing sebuaha gong besar dan sebuah gong kecil yang digantung di panopang yang sama. Gong tersebut dipukul oleh seorang penabuh dengan pukulan yang berbalut kain (bhutabbu).
  • Pendong (gong kecil) dan sebuah kennong pernanga yang ditabuh oleh seorang pemain dengan pemukul yang terbuat dari kayu kaleke. Kennong pernanga terbuat dari besi dengan pentolnya terbuat dari kuningan.
  • Kolkol, kennong lain yang ditaruh di lantai. Kennong terbuat dari ghangsa (campuran kuningan dan perunggu).
  • Ghendang raja adalah gendang besar dengan selaput kulit sapi pada kedua ujungnya. Alat ini awalnya ditabuh dengan tongkat kayu kemudian dengan tangan oleh penabuh yang duduk di lantai sambil memangku alat tersebut.
  • Ghendhang kene' adalah sebuah gendang kecil dengan selaput kulit sapi di kedua ujungnya dan berbentuk kerucut terpotong di tengah. Alat tersebut ditabuh dengan tongkat kayu nangka.
  • Sebuah saronen dari kayu jati
  • Kerca-kerca yang berupa sepasang simbal kecil.

Jumlah instrumen dapat tidak tetap sesuai dengan rombongan yang bersangkutan.

Sumber:

kebudayaan.kemdikbud.go.id dan www.nu.or.id

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Surabaya
17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

Surabaya
Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Surabaya
Video Kapolsek di Bojonegoro Dipergoki Anak dan Istri Saat Selingkuh, Kapolres: Kami Cek

Video Kapolsek di Bojonegoro Dipergoki Anak dan Istri Saat Selingkuh, Kapolres: Kami Cek

Surabaya
Gempa M 5,3 Guncang Kabupaten Malang

Gempa M 5,3 Guncang Kabupaten Malang

Surabaya
Gunung Raung, Pemilik Kaldera Terbesar Kedua di Indonesia

Gunung Raung, Pemilik Kaldera Terbesar Kedua di Indonesia

Surabaya
Pantai Bajulmati di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Bajulmati di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Bentangkan Bendera, 2 Jemaah Haji Embarkasi Surabaya Ditangkap Askar

Bentangkan Bendera, 2 Jemaah Haji Embarkasi Surabaya Ditangkap Askar

Surabaya
Sidang Anggota Polisi yang Digerebek Anggota TNI Saat Check-in di Kamar Hotel

Sidang Anggota Polisi yang Digerebek Anggota TNI Saat Check-in di Kamar Hotel

Surabaya
Artis Jessica Iskandar Program Bayi Tabung di Surabaya

Artis Jessica Iskandar Program Bayi Tabung di Surabaya

Surabaya
Kelabuhi Warga, Pemilik 'Home Industry' Pil Ekstasi di Surabaya Mengaku Memproduksi Kopi

Kelabuhi Warga, Pemilik "Home Industry" Pil Ekstasi di Surabaya Mengaku Memproduksi Kopi

Surabaya
Rumah Korban Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang yang Ada di Sidoarjo Sepi

Rumah Korban Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang yang Ada di Sidoarjo Sepi

Surabaya
2 Pelajar Tewas dalam Kecelakaan Motor di Jember

2 Pelajar Tewas dalam Kecelakaan Motor di Jember

Surabaya
9 Orang Berebut Tiket Bakal Calon Wakil Bupati dari PDI-P di Pilkada Sumenep, Ada Istri Mantan Bupati dan Jurnalis

9 Orang Berebut Tiket Bakal Calon Wakil Bupati dari PDI-P di Pilkada Sumenep, Ada Istri Mantan Bupati dan Jurnalis

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com