Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu dan Bayi di Ponorogo Tertahan di Rumah Sakit karena Tak Kuat Bayar Biaya Persalinan

Kompas.com, 10 April 2023, 03:30 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com - Seorang ibu dan bayi di Ponorogo, Jawa Timur tertahan di Rumah Sakit lantaran tak sanggup melunasi biaya persalinan.

Nasib pilu yang dialami ibu dan bayi itu diunggah di media sosial WhatsApp dan grup Facebook.

Kuswoyo (37), suami ibu tersebut membenarkan bahwa istrinya melahirkan bayi kedua mereka dengan cara operasi caesar di RS Muslimat NU Ponorogo. Kuswoyo juga mengunggah apa yang dialami oleh keluarganya itu di media sosial.

Baca juga: Pertahankan Tas Saat Dijambret, Ibu di Bandung Jatuh dari Motor dan Pingsan, Sang Anak Terpental

"Iya itu yang mem-posting memang saya. Bayi itu anak kedua saya berjenis kelamin perempuan yang lahir secara caesar di RS Muslimat Ponorogo. Tapi sekarang belum diperbolehkan pulang," kata Kuswoyo saat dikonfirmasi, Minggu (9/4/2023).

Hanya punya Rp 3 juta

Menurut Kuswoyo, saat hendak melahirkan dia dan istrinya Siti Chotijah (38) sudah mempersiapkan biaya persalinan. Namun uang yang dipersiapkan hanya Rp 3 juta.

Kuswoyo memperkirakan istrinya melahirkan normal. Untuk itu ia menjual sepeda motor dan laku dengan harga Rp 3 juta.

Baca juga: Terungkap, Mayat Perempuan dan Bayi di Ladang Tebu Kediri Dibuang Suaminya Sendiri, Begini Kronologinya

Namun setelah diperiksa ternyata kondisi bayinya dalam posisi sungsang. Untuk itu seorang bidan merujuk istrinya ke RS Muslimat.

Setibanya di rumah sakit, kata Kuswoyo, istrinya harus dioperasi caesar karena posisi bayinya sungsang. Tak hanya itu, istrinya juga tak memiliki kartu BPJS. Akhirnya istrinya dimasukkan sebagai pasien umum.

"Biar begitu Alhamdulillah bayi perempuan kami lahir dengan selamat pada Rabu (5/4/2023). Beratnya 3,2 kg dan panjang 50 sentimeter," jelas Kuswoyo.

Persoalan timbul setelah saat hendak pulang. Kuswoyo mengaku diharuskan membayar biaya persalinan sebesar Rp 8,1 juta. Padahal uang yang dimiliki saat itu hanya Rp 3 juta.

Menurut Kuswoyo seharusnya istri dan bayinya harus pulang Sabtu (8/4/2023) kemarin. Namun lantaran belum bisa melunasi, istri dan bayinya belum boleh pulang.

Baca juga: Tercebur ke Sumur Sedalam 25 Meter, IRT di Ponorogo Selamat

Penjelasan RS

Humas RS Muslimat Turmadi yang dikonfirmasi terpisah mengatakan sejatinya pasien bisa mengajukan keringanan kepada manajemen rumah sakit bila keberatan biaya. Hanya dalam kasus ini pihak keluarga tidak mengajukan keberatan.

"Pasien lain biasanya juga begitu bila mengalami persoalan pembiayaan. Kami pun tetap melayani sambil mencarikan jalan keluarnya,” kata Turmadi.

Turmadi menambahkan rumah sakit sebenarnya tidak melakukan penahanan pasien. Pasalnya saat itu keluarga pasien menjanjikan pelunasan biaya pada Senin atau Selasa.

Untuk itu selama menunggu waktu pelunasan, pasien masih tetap dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Gajah Sumatera di Riau Lahirkan Seekor Bayi Jantan, Beratnya 90 Kg

Terhadap kejadian itu, pasien mendapatkan keringanan dari rumah sakit Rp 1 juta, kartu NU sebesar Rp 400.000.

Selain itu, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko yang merasa iba membantu melunasi biaya kekurangan sebesar Rp 3,7 juta. Padahal warga bukan dari Kabupaten Ponorogo.

"Kekurangannya sudah kami bayar agar ibu dan bayinya segera pulang. Kasihan kalau tertahan lama. Ibu dan anaknya ini kan warga Indonesia. Jadi harus saling tolong menolong," kata Sugiri.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau