PONOROGO, KOMPAS.com- Seorang pedagang Pasar Legi Ponorogo Iin Puspitasari mengeluhkan aturan distributor atau sales soal pembelian Minyakita yang harus disertai pembelian barang lain (bundling).
Iin yang berasal dari Desa Beton, Kecamatan Simin itu juga telah menyampaikan keluhannya kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang berkunjung ke Pasar Legi Ponorogo, Selasa (4/4/2023).
Menurutnya, aturan itu membuat Iin dan sejumlah pedagang lainnya enggan menjual Minyakita lantaran barang lain yang harus dibeli tidak bisa cepat laku.
“Aturan sales untuk membeli minyakita harus membeli barang lain. Tapi sekarang barangnya tidak ada,” kata Iin, Rabu (5/4/2023).
Baca juga: Datangi Pasar Legi Ponorogo, Khofifah Tak Temukan Keberadaan Minyakita
Saat membeli Minyakita sebanyak lima dus bulan lalu, Iin mengaku harus membeli minyak merek lainnya. Namun harga minyak merek lain itu juga lebih mahal ketimbang Minyakita.
Selain itu, harga produk Minyakita pun kadang dinaikkan menjadi Rp 16.000 per liter dari harga awal Rp 14.000. Namun dia menegaskan bahwa stok Minyakita kosong satu bulan terakhir.
Senada dengan Iin, Anik Widyastuti juga merasakan hal yang sama.
Untuk membeli Minyakita, distributor selalu menyodorkan untuk membeli produk lain. Aturan bundling itu, akunya, sudah berlaku sejak dua bulan lalu.
“Sebenarnya ada. Cuma harus kayak gitu (bundling) . Jadi malas (jual Minyakita) mau beli. Kemarin ditawari tapi tidak saya beli,” kata Anik.
Ia mencontohkan saat itu ia diharuskan membeli produk margarin bila ingin mendapatkan produk Minyakita. Padahal untuk menjual produk lain, sampai habis membutuhkan waktu yang lama.
Dengan demikian perputaran modalnya pun menjadi tidak lancar.
“Kami tetap menjual Minyakita dengan harga Rp 14.000. Tetapi kami harus membeli tambahan produk lain. Jadi banyak pedagang enggan membeli karena produknya sulit lakunya,” ujar Anik.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Mendag Naikkan DMO Minyakita Jadi 450.000 Ton
Sejatinya, Anik menginginkan agar bisa membeli Minyakita tanpa diwajibkan membeli produk lain dari distributor.
Namun tanpa mengikuti syarat itu, dipastikan para pedagang tidak akan mendapatkan Minyakita untuk dijual.
“Stok minyak merek lain kami banyak. Tapi Minyakita yang dicari pembeli karena harganya murah,” tutur Anik.
Sedangkan jika menginginkan pembelian produk Minyakita tanpa bundling, akan ditolak oleh distributor.
"Stok minyak lain melimpah, tapi Minyakita tetap yang dicari pembeli, karena harganya yang murah,” ujar Anik.
Baca juga: Di Hadapan Komisi VI DPR, Mendag Sebut Minyakita Terlalu Sukses
Rohmana, salah satu pengunjung pasar Legi mengaku kesulitan membeli Minyakita di pasar dalam satu bulan terakhir. Pasalnya keberadaan minyak bersubsidi itu tidak ditemukan lagi di pasar.
“Saya beberapa hari ke pasar mau beli Minyakita tidak ada. Saya tanya penjual katanya kosong,” tutur Rohmana.
Hal serupa juga dialami, Fitri. Beberapa lapak langganannya sudah tidak lagi menjual Minyakita karena stok kosong.
"Harapannya pemerintah segera mengatasi kelangkaan Minyakita di Kabupaten Ponorogo," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.