JEMBER, KOMPAS.com – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, hasil riset perguruan tinggi banyak yang tidak dikembangkan sehingga hanya selesai di tingkat kampus. Akibatnya, hasil penelitian itu tidak bisa memberikan dampak positif pada masyarakat.
“Penelitian tidak boleh berhenti sampai di meja atau di laci,” kata Moeldoko usai mengisi kuliah umum di Universitas Jember, Jumat (24/3/2023).
Baca juga: Moeldoko Naksir Mobil Listrik MG 4 EV untuk Jadi Kendaraan Dinas
Dia mengatakan, kelemahan dari perguruan tinggi yang masih terjadi sampai sekarang yakni hilirisasi hasil riset.
“Para profesor atau guru besar punya riset yang bagus, biasanya selesai, tapi menuju langkah berikutnya, link-nya terputus,” papar dia.
Baca juga: Jadi Porter Sejak 1988, Anwar Sukses Sekolahkan Anak sampai Perguruan Tinggi
Menurut Moeldoko, hasil penelitian di perguruan tinggi banyak yang bagus yang bisa dikembangkan dan dioperasionalkan.
Namun, untuk menuju ke sana, Moeldoko menyebut terdapat proses yang harus dilalui. Karena itu, hilirisasi hasil riset perlu kolaborasi antara perguruan tinggi, kementerian dan pengusaha.
“Ditindaklanjuti menuju sertifikasi, setelah itu, bisa dikomersialisasi, di-develop pada pabrik,” ucap dia.
Proses itu, lanjut Moeldoko, harus dipahami oleh perguruan tinggi agar hasil penelitian yang baik tidak berhenti di bawah meja.
“Apalagi kita juga punya BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) yang bisa dikolaborasikan,” tutur dia.
Moeldoko menyebut, BRIN sekarang lebih fleksibel, tidak hanya mengandalkan peneliti dari dalam negeri, tapi juga peneliti dari luar negeri.
“Bisa berkolaborasi, nanti hitung-hitungannya ada nanti ujungnya dikomersialisasi,” jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.