Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2022, 21:37 WIB
Nugraha Perdana,
Krisiandi

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Temuan Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyebutkan, terkuncinya sejumlah pintu tribune Stadion Kanjuruhan saat suporter Arema FC menghindari gas air mata merupakan tanggung jawab security officer Arema FC. 

Seperti diketahui, setelah gas air mata ditembakan ke tribune selepas pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, para suporter berlarian menuju pintu keluar stadion. Namun, pintu terkunci. 

Alhasil para suporter berdesak-desakan. Kondisi itu lah yang diduga mengakibatkan banyak korban meninggal dalam kericuhan itu. 

Baca juga: Ratusan Korban Berjatuhan di Kanjuruhan, Aremania Desak Kapolda Jatim Dicopot Jabatan

Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing mengaku sudah menanyakan alasan mengapa pintu terkunci kepada pengelola Stadion Kanjuruhan.

Pengelola, menurut Erwin, menyerahkan kunci stadion kepada panitia pertandingan.

"Saya tanya ke pengelola Stadion Kanjuruhan, jawabannya 'Pak dalam setiap event kita berikan ke panitia kuncinya'. Siapa (ketua) panitianya? saudara Abdul Haris (Ketua Panpel Arema FC)," kata Erwin di Kota Malang pada Selasa (4/10/2022).

Lalu, kata Erwin, Komdis bertanya kepada Abdul Haris terkait kewenangan pemegang kunci pintu masuk dan keluar stadin. Erwin mendapat jawaban bahwa kunci tersebut dipegang  steward atau security officer.

"Siapa yang pegang (kuncinya)? Steward atau Security Officer, saya tanya, jawabannya 'oh saya buka' tapi faktanya tidak terbuka pintunya, kenapa tidak dibuka? nah ini suatu kelalaian," katanya.

Saat itu, kata Erwin, desak-desakan penonton terjadi di tribune bagian selatan pada pintu 11-13.

"Nah terjadi penumpukan masal, terlihat video beredar, bagaimana orang minta tolong tetapi pintu tidak terbuka," katanya.

Kelalaian itu menjadi salah satu faktor Komdis menjatuhkan sanksi keapda Ketua Panpel dan Security Officer Arema FC. 

Sebelumnya, Komdis PSSI telah menjatuhkan hukuman kepada Ketua Panitia Pelaksana Abdul Haris dan Security Officer Suko Sutrisno dengan tidak boleh terlibat beraktivitas di dunia sepak bola selama seumur hidup.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Ahmad Riyadh mengatakan bahwa seharusnya pintu tribune dibuka saat 10 menit pertandingan sebelum berakhir. Namun, kondisi yang ada terkadang membuat panitia pelaksana memiliki pertimbangan lain.

"Kadang-kadang panpel juga lihat situasi, (dikhawatirkan) penonton di luar bisa nyerbu ke dalam, pertimbangan itu, sehingga disamakan saat pluit akhir kurang dua menit baru dibuka," katanya.

Baca juga: AKBP Ferli Hidayat Dicopot Buntut Tragedi Kanjuruhan, Anggota Komisi III: Apresiasi untuk Kapolri

Tetapi, peristiwa yang ada akan menjadi bahan evaluasi ke depan. Sebab, dia mengatakan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan untuk memberhentikan liga hingga ada format baru terkait pelaksanaan kompetisi dan pengamanan dalam pertandingan.

"Ke depan titik kumpul dan evakuasi harus lancar, ada perhitungan teknis, nanti menjadi perkap pedoman dengan format baru," katanya.

Sebanyak 131 orang disebut meninggal dalam kericuhan yang berujung tragedi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022). Korban meninggal kebanyakan karena kekurangan oksigen dan berdesak-desakan setelah gas air mata ditembakan ke arah tribune. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Antonius Wijaya Beli Rumah Hasil Bisnis Narkoba dari Dalam Penjara Surabaya

Antonius Wijaya Beli Rumah Hasil Bisnis Narkoba dari Dalam Penjara Surabaya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Takut Dihakimi Massa, Pencuri Motor Sembunyi di Sungai Surabaya

Takut Dihakimi Massa, Pencuri Motor Sembunyi di Sungai Surabaya

Surabaya
Istri di Jember yang Disekap Suami di Kandang Sapi Minta Pelaku Dibebaskan

Istri di Jember yang Disekap Suami di Kandang Sapi Minta Pelaku Dibebaskan

Surabaya
Oknum PNS Mojokerto Tipu 4 Warga Modus Jual Beli Tanah Kavling

Oknum PNS Mojokerto Tipu 4 Warga Modus Jual Beli Tanah Kavling

Surabaya
5 Pesilat Rusak Warung dan Aniaya Warga di Sidoarjo gara-gara Kaus Perguruan Silat

5 Pesilat Rusak Warung dan Aniaya Warga di Sidoarjo gara-gara Kaus Perguruan Silat

Surabaya
Mentan: Pengecer yang Menaikkan Harga Pupuk Subsidi Aku Cabut Izinnya

Mentan: Pengecer yang Menaikkan Harga Pupuk Subsidi Aku Cabut Izinnya

Surabaya
Bangunan SDN di Situbondo Terdampak Longsor, Kerugian Capai Rp 150 Juta

Bangunan SDN di Situbondo Terdampak Longsor, Kerugian Capai Rp 150 Juta

Surabaya
Kronologi Pengemudi Ojol Ludahi Calon Penumpang Wanita di Malang, Berujung Minta Maaf

Kronologi Pengemudi Ojol Ludahi Calon Penumpang Wanita di Malang, Berujung Minta Maaf

Surabaya
Ada Suara Gemuruh, Ternyata Rumah Warga di Ngawi Dihantam Batu Diameter 1 Meter dari Bukit yang Longsor

Ada Suara Gemuruh, Ternyata Rumah Warga di Ngawi Dihantam Batu Diameter 1 Meter dari Bukit yang Longsor

Surabaya
Warga Kediri Kaget Temukan Kardus Berisi Bayi di Depan Rumah

Warga Kediri Kaget Temukan Kardus Berisi Bayi di Depan Rumah

Surabaya
Buntut Tewasnya Ibu Muda di Gresik, Polisi Periksa Saksi Termasuk Anak Korban

Buntut Tewasnya Ibu Muda di Gresik, Polisi Periksa Saksi Termasuk Anak Korban

Surabaya
3 Warga Bojonegoro Tewas dan 2 Masuk RS Diduga akibat Miras Oplosan

3 Warga Bojonegoro Tewas dan 2 Masuk RS Diduga akibat Miras Oplosan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com