MALANG, KOMPAS.com - Wali Kota Malang Sutiaji menyebut, pengurangan sampah di Kota Malang mencapai angka 24,12 persen. Jumlah tersebut dari total potensi timbunan sebanyak 687 ton setiap harinya.
Sutiaji mengatakan pengelolaan sampah harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Di Kota Malang, pengelolaan sampah menjadi barang bermanfaat yang memiliki nilai ekonomi telah banyak dilakukan oleh bank sampah di tingkat RT atau RW.
Baca juga: Soal Kasus Stunting di Kota Malang, Dinkes: Yang Tinggi di Kecamatan Lowokwaru
"Inisiatif-inisiatif ekonomi sirkular, yang mengubah sampah menjadi berkah di Kota Malang sudah banyak dilakukan dengan menghasilkan produk kriya, fesyen, seni dan karya kreatif lainnya dari bahan daur luang bisa punya valuasi tinggi," kata Sutiaji dalam keterangan yang diterima, Rabu (10/8/2022).
Salah satunya yang dilakukan oleh warga di RW 05, Kelurahan Dinoyo. Warga menginisiasi kegiatan tukar sampah dengan sembako di Bank Sampah Delima.
Warga dapat menukar sampah anorganik seperti kertas, botol bekas, minyak goreng bekas, dengan sembako yaitu beras, gula, dan minyak goreng, sesuai mekanisme serta syarat dan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, Bank Sampah Delima juga menerima sampah organik. Sampah-sampah tersebut biasanya dikelola untuk budidaya maggot, urban farming, dan sebagainya.
Keberadaan bank sampah membuat masyarakat mampu secara mandiri dalam mengelola sampah organik maupun anorganik. Sehingga beban volume sampah yang masuk di tempat pembuangan sementara (TPS) atau tempat pemrosesan akhir (TPA) berkurang.
Lebih lanjut, upaya mereduksi sampah yang masuk ke TPA telah dilakukan melalui berbagai fasilitas pengelolaan sampah.
Seperti di TPS 3R, Rumah Pilah Kompos Daur Ulang (PKD), Pusat Daur Ulang (PDU), hingga TPST/ITF yang telah dibangun.
Sedangkan untuk TPA Supiturang juga telah dilakukan pengelolaan dengan menerapkan sistem sanitary landfill.
Di TPA Supiturang, sampah ditumpuk, dipadatkan, dan ditimbun, dengan tanah. Sehingga, kawasan di sekitar TPA tak tercemar dan bau.
Baca juga: Sampah Menggunung di Lahan Kosong Puntodewo Malang, Warga Mengira Tempat Pembuangan
Namun, Sutiaji menegaskan, pengelolaan sampah di Kota Malang harus melibatkan semua elemen masyarakat dengan dilandasi kesadaran hidup bersih dan minim sampah.
"Benang merahnya, peran semua pihak krusial, tidak mungkin pemerintah sendirian, dengan cara apa, ya itu tadi hexahelix harus jalan. Maka menggandeng semua yang ingin berkolaborasi dengan menguatkan ekosistem pengelolaan sampah berkelanjutan di Kota Malang," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.