Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Fathul Bari Malang Tak Pernah Direnovasi sejak Tahun 1945

Kompas.com, 6 April 2022, 18:26 WIB
Imron Hakiki,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Ribuan masjid di Indonesia tentunya memiliki nilai sejarah, baik karena lingkungan sekitar maupun pendirinya.

Namun, banyak di antaranya mengalami perubahan struktur bangunan karena direnovasi hingga bukti-bukti peninggalan sejarahnya pun nyaris hilang.

Masjid Fathul Bari, Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur  mungkin menjadi salah satu dari sedikit masjid yang tidak mengalami perubahan struktur bangunan sejak awal berdirinya pada tahun 1945.

Baca juga: Sejarah Masjid Agung Assyuhada Pamekasan, Simbol Perjuangan Mujahid Perang

Nuansa arsitektur kuno bergaya timur tengah itu masih tampak kental pada masjid berukuran sekitar 20×20 meter itu.

Pilar-pilar pun tampak keasliannya serta masih menggunakan lantai marmer kuno.

Juru kunci masjid Fathul Bari, Qibtiyah mengatakan, konon pada awal pembangunannya, masjid Fathul Bari merupakan satu-satunya masjid termegah di wilayah Kecamatan Gondanglegi dan Pagelaran Kabupaten Malang.

"Saat itu, di kawasan sini juga masih jarang ada masjid. Di Desa Karangsuko Kecamatan Pagelaran dan Desa Sukosari Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang hanya ada satu masjid ini," ungkap Qibtiyah saat ditemui, Rabu (6/4/2022).

Masjid itu dulu dibangun oleh salah satu orang kaya yang dermawan di kawasan setempat bernama H Fathul Bari, dengan biayanya sendiri.

"Sedangkan seluruh kegiatan beribadah di masjid dipimpin oleh KH Latifi bin Baidowi, salah satu tokoh agama setempat. Sedangkan kegiatan pengajian diampu oleh anak H Fathul Bari, H Jufri," jelasnya.

Baca juga: Viral Video Tawuran Remaja di Gresik, Polisi Turun Tangan

Lingkungan maksiat

Menariknya, masjid itu dibangun bertujuan untuk membangkitkan umat muslim di kawasan Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran dan Desa Sukosari, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Pasalnya, menurut Qibtiyah, warga di dua desa tersebut banyak yang enggan shalat dan belajar agama Islam, meski mayoritas warga beragama islam.

"Sebaliknya, warga-warga di sini sukanya berjudi dan melakukan maksiat," katanya.

Seiring berjalannya waktu, kegiatan ibadah masjid yang sehari-harinya dipimpin oleh KH. Latifi dan pengajian yang diampu oleh H Jufri mulai menarik minat masyarakat.

Baca juga: Rumah Warga di Jalan Muharto Ambrol, Pemkot Malang Cari Tempat Pengungsian Sementara

"Warga-warga di sini yang dulunya tidak pernah shalat, mulai rajin shalat," katanya.

"Berikut pemuda-pemuda di sini juga semakin lama semakin rajin mengaji," sambungnya.

Kini, berkat masjid itu warga sekitar semakin taat beragama.

Banyak pemuda-pemuda di Desa Karangsuko Kecamatan Pagelaran dan Desa Sukosari Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang berstatus santri.

"Pemuda-pemuda di sini banyak nyantri-nyantri Pondok-Pondok Pesantren ternama di Indonesia. Kemudian ketika pulang ke sini mereka mengajar di lembaga-lembaga sekolah sekitar sini," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau