LAMONGAN, KOMPAS.com - Agenda Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Lamongan belum berjalan maksimal karena masih ada beberapa Sekolah Dasar (SD) yang terendam banjir.
Bahkan, ada pula bangunan SD yang mengalami kerusakan setelah angin puting beliung melanda kawasan tersebut.
Baca juga: Penyederhanaan Birokrasi, Sejumlah OPD di Pemkab Lamongan Digabung
Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Munif Syarif mengatakan, untuk sekolah yang terendam banjir berada di wilayah aliran Bengawan Njero.
Sementara baik sekolah yang terendam banjir maupun rusak akibat angin puting beliung di Lamongan, seluruhnya merupakan jenjang SD.
"Hanya SD saja yang terendam banjir, sementara SMP (Sekolah Menengah Pertama) tidak ada yang terdampak," ujar Munif, ketika dihubungi, Kamis (6/1/2022).
Baca juga: Banjir, Pengantin di Lamongan Naik Perahu ke KUA, Videonya Viral
Data yang dihimpun oleh Dinas Pendidikan Lamongan, untuk SD yang terendam banjir di Kecamatan Turi adalah SDN Kemlagi Lor, SDN 1 Putatkumpul dan SDN Ngujungrejo.
Di Kecamatan Kali Tengah, ada SDN Tiwet, SDN Jelakcatur, SDN Pucang Telu dan SDN Somosari.
Sementara di Kecamatan Babat, terdapat SDN III, SDN VII, SDN VIII Babat.
Kemudian SDN Sukosongo di Kecamatan Kembangbahu dan SDN Madulegi II di Kecamatan Karanggeneng.
Di Kecamatan Tikung, SDN Jotosanur I dan II. SDN Weduni dan Sidomulyo di Kecamatan Deket. Serta SDN Pendowo Kumpul dan SDN Gempol Pendowo di Kecamatan Glagah.
"Sementara daring, karena memang kondisi sekolahnya terendam air dan anak-anak tidak bisa masuk sekolah," ucap Munif.
Baca juga: Viral Pasangan Pengantin di Lamongan Naik Perahu karena Banjir, Ini Cerita di Baliknya
Selain terdampak banjir, ada pula bangunan SD di Lamongan yang terimbas cuaca buruk usai angin puting beliung melanda kawasan setempat.
Yakni, SDN Donomulyo di Kecamatan Kembangbahu dan SDN Ketapangtelu II di Kecamatan Karangbinangun.
Dinas Pendidikan Lamongan juga tidak memaksakan kepada pihak sekolah yang terdampak bencana alam tersebut untuk menggelar PTM, lantaran kondisi yang belum memungkinkan.
Baca juga: Pemkab Lamongan Terjunkan Pikap dan Truk Bantu Warga Terdampak Banjir
Selain menyarankan pembelajaran secara daring, Dinas Pendidikan Lamongan juga menyarankan supaya tenaga pengajar dan guru sekolah tersebut menggelar kegiatan belajar siswa secara berkelompok.
"Bisa belajar kelompok, yang kemudian kelompok itu didatangi oleh para guru. Sebab kalau dipaksakan (masuk ke sekolah), cukup beresiko terhadap keselamatan siswa. Selain itu, rawan pula terkena penyakit kulit," kata Munif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.