Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia's Only Female Sex Therapist Goes Online

Kompas.com, 29 September 2011, 07:17 WIB

Asked whether it might be time to add sex ed to the curriculum, he said "No! ... I may be obsolete .... but I think this is something you should learn about naturally."

Young people have even less luck at home. For most, bringing up the subject of sex with their parents is inconceivable.

"That would just be too embarrassing," said Dianita Permani, an 18-year-old high school student in the capital, Jakarta.

"I'd rather talk about it with my close friends ... look things up on the Internet, read vulgar novels," she says with a giggle. "Personally, I don't want to have sex until I get married. But it is everywhere. I'll just have to follow my instincts, I guess, and figure out for myself what's good or bad."

Amirin hopes people like Permani will turn to her as a credible and easily accessible source of information.

Her podcast, which will be co-hosted by television personality Chantal Della Concetta, who has drawn some controversy herself for racy lingerie pictures in a popular magazine, will at first be a frank conversation between two friends. The first subject: Debunking sexual myths.

They include that putting a bead beneath a boy's foreskin will enhance his sexual pleasure, and that girls will be nymphomaniacs if they don't get circumcisions, which continue despite a 2006 ban. Folklore that gecko saliva could cure AIDS, in a country grappling with the fastest growing endemic in Asia, unleashed a wave of gecko hunting and a surge in prices for the reptiles a couple of years ago.

Eventually, the website will include a free online chat service. Both women are ready for criticism.

Though most of Indonesia's 210 million Muslims are moderate, a hard-liner fringe has become more vocal and violent in recent years, attacking bars, transvestites and anything else deemed "blasphemous."

The hard-liners also have succeeded in influencing politicians who — afraid of being labeled unIslamic — pushed through a controversial anti-porn law, used to imprison Nazril "Ariel" Irham, the pop star, even though it appears his sexcapades were never intended for public viewing.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau