Salin Artikel

Wisatawan SMP Asal Sleman Curhat Dipalak Sopir Jip Saat Wisata ke Bromo

PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Sebuah pesan rekaman suara berisi curhatan seorang pelajar SMP asal Sleman, Yogyakarta, terkait pengalaman kurang menyenangkan selama berwisata ke Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, beredar di media sosial.

Dalam rekaman suara tersebut, pelajar SMP tersebut mengaku dipalak oleh sopir jip Bromo yang mengantarnya saat berwisata di destinasi wisata tersebut.

Menurut pengakuan pelajar SMP itu, sopir jip yang belakangan diketahui merupakan warga Kabupaten Probolinggo, meminta uang rokok sebesar Rp 10.000 per orang.

Namun, pelajar SMP itu hanya memberikan Rp 25.000 sebagai uang tip. Jip yang mereka tumpangi bersama rombongan jip lain.

Tidak hanya itu, mereka juga mengaku merasa pusing dan mual saat melakukan perjalanan naik jip yang dikendarai oleh sopir yang memalak tersebut.

Bahkan, wisatawan SMP tersebut diingatkan agar tidak sampai muntah karena bau muntah tidak disukai oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Mengetahui ada penumpang yang mual dan pusing, si sopir malan semakin menginjak gas saat jalur menikung. Membuat penumpang pelajar SMP semakin mual dan pusing.

"Kami tidak boleh turun dari jip sebelum memberikan uang rokok. Teman-teman di jip lain turun shalat subuh, kami tidak turun karena si sopir menagih-nagih uang rokok terus. Akhirnya satu orang pelajar saja yang ngasih uang rokok Rp 25.000. Kami ada di jip nomor 13," kata pelajar SMP tersebut di dalam rekaman suara.

Pihak Kepolisian pun langsung turun tangan. Kapolres Probolinggo AKBP Wahyudin Latif menyatakan, dirinya sangat menentang keras adanya praktik pemalakan tersebut.

Latif menegaskan tindakan tersebut menodai citra destinasi wisata di Kabupaten Probolinggo.

"Saya menentang keras pemalakan tersebut karena menodai citra destinasi wisata dan pelaku jasa wisata di Kabupaten Probolinggo," ujar Latif saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/12/2025).

Latif berharap ke depan tidak ada lagi oknum-oknum sopir jip yang melakukan perbuatan tidak terpuji seperti itu. Menurutnya, hal ini sangat merusak nama baik para pelaku jasa wisata di Gunung Bromo yang merupakan destinasi wisata kelas dunia.

Pihaknya akan menggandeng Polsek hingga ke tingkat Polres untuk melakukan upaya penindakan.

Selain itu, Polres Probolinggo juga akan melakukan langkah mitigasi bersama Pemerintah Kabupaten Probolinggo, termasuk Satpol PP dan Badan Kesbangpol, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Kapolsek Sukapura AKP Ardhi Bita Kumala membenarkan kejadian itu. Peristiwa pemalakan itu terjadi pada Rabu (3/12/2025).

Ardhi mengungkapkan, pihaknya bergerak cepat menelusuri keberadaan sopir jip yang dikeluhkan setelah rekaman suara menyebar.

Polisi pun melakukan penelusuran terhadap travel dan pemilik jip tersebut agar tidak menimbulkan kehebohan di masyarakat.

Untuk menghindari kegaduhan, polisi kemudian merilis video klarifikasi dari sopir yang bersangkutan. Sang sopir mengakui perbuatannya dan menyampaikan permohonan maaf.

Dalam video klarifikasi tersebut, sopir mengaku bahwa dari permintaan uang rokok Rp 10.000 per orang, hanya diberi Rp 25.000 dari para penumpang wisatawan SMP tersebut.

Sopir itu tercatat sebagai warga Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

Sementara itu, pihak kepolisian belum memiliki nomor kontak guru dan siswa SMP yang menjadi korban pemalakan. Untuk meminta maaf langsung ke korban, pihak sopir kesulitan karena siswa SMP itu berasal dari Sleman, Yogyakarta.

Ardhi menghimbau agar seluruh pelaku jasa wisata di kawasan Gunung Bromo tidak mengulangi perbuatan serupa.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/12/05/142258478/wisatawan-smp-asal-sleman-curhat-dipalak-sopir-jip-saat-wisata-ke-bromo

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com