Salin Artikel

Polisi Lakukan Razia Jelang Nataru di Lamongan, 101 Botol Miras Disita

Kasihumas Polres Lamongan, Ipda M Hamzaid mengatakan, agenda tersebut dilakukan personel Satuan Samapta Polres Lamongan bersama Polsek Sukodadi.

Hamzaid menjelaskan, operasi gabungan digelar dalam rangka pengendalian dan pengawasan peredaran minuman keras (miras) di wilayah hukum Polsek Sukodadi, dengan melibatkan unsur Forkopimcam dan juga tokoh masyarakat setempat pada Rabu (3/12/2025) malam.

“Bagian dari operasi Penyakit Masyarakat (Pekat), dalam rangka cipta kondisi menjelang Nataru," ujar Hamzaid, Kamis (4/12/2025).

Dalam kegiatan yang dilakukan, petugas menyasar sejumlah lokasi yang diduga menyediakan atau menjual miras. Terutama, kafe maupun warung yang terletak di sepanjang Jalan Panglima Sudirman dan Jalan Urip Sumoharjo.

“Setelah dilakukan pemeriksaan di lima titik kafe, ditemukan berbagai jenis miras yang kemudian kami amankan ke Polsek Sukodadi,” kata Hamzaid.

Tidak hanya menyita barang bukti miras, petugas juga mendata identitas pemilik atau penjual miras untuk proses lebih lanjut.

Kemudian, pemilik dan barang bukti dikirim ke Mapolres Lamongan, untuk penanganan lanjutan sesuai ketentuan hukum.

"Beberapa barang bukti miras yang berhasil diamankan meliputi 11 botol arak ukuran 1,5 liter, 3 botol arak oplosan ukuran 600 ml, 13 botol anggur merah merk Orang Tua ukuran 620 ml, 3 botol anggur merah merk Atlas ukuran 620 ml, 12 botol anggur hijau merk Api ukuran 620 ml, 24 botol bir merk Bintang ukuran 620 ml, 7 botol bir merk Draft Beer ukuran 620 ml, 28 botol bir merk Guinness ukuran 325 ml," ungkap Hamzaid.

Hamzaid mengatakan, razia gabungan yang dilaksanakan, diharapkan dapat menekan peredaran miras yang berpotensi memicu gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama menjelang libur panjang Nataru.

Tak hanya itu, pihak Kepolisian menegaskan, bakal terus meningkatkan patroli dan operasi serupa demi menjaga wilayah Lamongan tetap kondusif.

“Kami mengajak seluruh masyarakat Lamongan, khususnya para pemilik usaha, kafe, maupun warung, agar tidak menjual miras tanpa izin. Karena peredaran miras kerap memicu tindakan kriminal dan gangguan ketertiban umum, apalagi di momen Nataru yang identik dengan meningkatnya aktivitas masyarakat,” kata Hamzaid.

Hamzaid juga mengajak masyarakat di Lamongan, untuk tidak ragu melapor kepada pihak kepolisian, jika mengetahui adanya peredaran atau penjualan miras yang meresahkan.

“Kami mendorong warga, agar aktif memberikan informasi kepada pihak kepolisian bila menemukan penjualan miras ilegal. Partisipasi masyarakat sangat penting, untuk menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan kondusif," tandas Hamzaid.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/12/04/124414778/polisi-lakukan-razia-jelang-nataru-di-lamongan-101-botol-miras-disita

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com