Salin Artikel

Seleksi Kepala Dinas Pemkot Surabaya, Calon Ini Gagas Kota Layak Huni Berbasis Digital

Peserta seleksi, Adi Gunita mengatakan, gagasan bertajuk 'Transformasi Perumahan dan Permukiman Surabaya Menuju Kota Layak Huni, Inklusif, dan Berbasis Inovasi Digital' itu menyorot dua isu.

Isu pertama, perihal penanganan kawasan prioritas sektor perumahan dan pemukiman. Meliputi, rumah tidak layak huni (Rutilahu), kumuh ringan dan bangunan yang berdiri di atas lahan yang dilarang.

Kedua, peningkatan kualitas tata ruang kota. Seperti, penataan media atau reklame, dokumen tata rencana detail tata ruang (RDTR) dan peraturan zonasi (PZ) serta rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL).

"Termasuk keselarasan data perubahan dan perkembangan data baik dalam satu perangkat daerah maupun lintas dinas," kata Adi, saat uji kelayakan di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/12/2025).

Adi menyebut, ada cara untuk memecahkan masalah tersebut. Pertama melalui inovasi peningkatan kualitas perumahan dan permukiman yang dilakukan dengan pendekatan place making.

"Langkah ini melibatkan masyarakat dalam program perbaikan lingkungan melalui Kampung Pancasila, branding kampung tematik, serta perbaikan kualitas ruang sekaligus ketahanan ekonomi lokal," ucapnya.

Lalu, melakukan langkah penguatan perencanaan berbasis data spasial one map one policy. Integrasinya dengan data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN) sebagai layanan.

Selanjutnya, kebijakan spasial tata ruang yang dinamis. Seperti evaluasi dalam penyusunan dokumen operasional seperti RDTR dan PZ sebagai tindak lanjut rencana tata ruang wilayah (RTRW).

Selain itu, juga menyiapkan dokumen penataan reklame yang berorientasi pada pembentukan wajah kota. Serta penyusunan RTBL secara langsung di lokasi yang tengah dikembangkan.

Kemudian, penanganan berbasis kolaboratif multi-stakeholder, melibatkan pemerintah, masyarakat, swasta, dan akademisi dalam mendesain serta melaksanakan pembangunan berkelanjutan.

Lebih lanjut, Adi merasa, inovasi yang telah disusunnya tersebut bisa mendukung proses perencanaan yang lebih akurat, responsif dan berbasis bukti data.

Diberitakan sebelumnya, Sebanyak enam peserta memperebutkan, posisi kepala dinas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Mereka mengikuti tes seleksi jabatan pimpinan tinggi (JPT) pratama.

Ada tiga kandidat yang berebut posisi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Mereka adalah Farida Fitrianing Arum, Lasidi dan Wawan Windarto.

Kemudian, peserta yang mengikuti tes Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya, ada Adi Gunita, Aly Murtadlo dan Iman Kristian.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meminta para peserta seleksi agar memaparkan inovasinya. Sebab, dia akan menilai kemampuan calon kepala dinas dari proses itu.

“Bukan penilaian yang suka atau tidak suka. Sampaikan semua kemampuannya, siapa yang mampu silahkan ambil jabatan itu,” kata Eri, di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/12/2025).

https://surabaya.kompas.com/read/2025/12/03/054900178/seleksi-kepala-dinas-pemkot-surabaya-calon-ini-gagas-kota-layak-huni

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com