Salin Artikel

Bantu UMKM Hindari Produk Kedaluwarsa, ITS Kembangkan Aplikasi Andal

Aplikasi yang bisa mengatur stok persediaan barang lebih efisien ini dikembangkan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) dari Departemen Sistem Informasi ITS Surabaya.

Ketua Tim Abmas Mahendrawathi menjelaskan, stok barang yang terbatas kerap menimbulkan permasalahan bagi UMKM terutama usaha toko kelontong.

Masalah yang kerap dihadapi pelaku UMKM, stok barang habis karena paling banyak peminat dan penumpukan barang tak laku berpotensi kedaluwarsa sehingga modal tertahan.

“Ini masalah klasik dalam teori manajemen rantai pasok,” kata Mahendrawathi, di Surabaya, Selasa (2/12/2025).

Masalah lainnya, UMKM toko kelontong memiliki modal terbatas. Akibatnya, penumpukan barang karena pengelolaan tidak tepat membuat modal tidak berputar optimal.

“Dengan modal yang terbatas, pelaku UMKM seringkali bingung menentukan prioritas barang mana yang harus dibeli lebih dulu,” kata dia.

Dengan melihat kondisi tersebut, tim Abmas Sistem Informasi ITS Surabaya yang terdiri dari dosen dan mahasiswa mengembangkan aplikasi Andal. Metodenya, berupa klasifikasi ABC.

Barang akan dikelompokkan menjadi tiga kategori. Kategori A, barang yang memiliki prioritas tinggi seperti banyak peminat dan cepat habis. B barang bernilai menengah dan C bernilai rendah.

“Kita dapat membedakan oh ini barang kategorinya penting dan tidak boleh kehabisan,” ungkap dia.

Secara sistem, aplikasi Andal akan memberikan rekomendasi kapan barang harus distok kembali, agar UMKM tidak kehilangan atau kelebihan persediaan.

Mahe bilang, kekurangan dalam pengembangan aplikasi ini adalah dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) yakni pelaku usaha yang diwajibkan untuk mencatat persediaan barang.

“Kami sadar pemilik warung sibuk jadi tidak harus setiap transaksi dimasukkan, bisa dirangkum dan dicatat sesekali saja di akhir hari,” ungkap dia.

Ia mengklaim, ITS Surabaya telah memperkenalkan aplikasi ini kepada para pelaku UMKM pada 6 November 2025 lalu.

Ke depannya, aplikasi Andal akan dikembangkan agar bisa diunduh di Playstore bernama SiStock.

“Sekarang pengembangan aplikasi tersebut sudah memasuki tahap uji coba oleh 14 pemilik UMKM supaya bisa memberikan masukan baik fitur maupun tampilan antarmuka,” ucap dia.

Inovasi ini diharapkan dapat membantu UMKM untuk meningkatkan efisiensi dan mencapai omzet lebih tinggi.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/12/02/210939978/bantu-umkm-hindari-produk-kedaluwarsa-its-kembangkan-aplikasi-andal

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com