Tim Inafis dan Gegana Polda Jatim turun langsung ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dari pemantauan di lapangan, tim melakukan pengecekkan kualitas udara dan kualitas air di danau buatan itu.
Selain itu, petugas juga mengecek kedalaman danau.
Danden Gegana Satbrimob Polda Jatim, Kompol Dian Viki Sandhi mengatakan, dari hasil pengecekan kualitas udara, pihaknya menemukan hasil adanya gas metana (CH4) sebanyak 4,6.
Diduga, angka tersebut berasal dari gas knalpot kendaraan di area tersebut.
"Itu mungkin karena ada kendaraan. Kami cek lagi dibawah hasilnya nol. Hanya di titik tengah menunjukkan angka 1 dan naik lagi ada angka 1,1 yang kemungkinan karena knalpot," ujar Dian, Kamis (21/11/2025).
Namun, ia menyimpulkan dari hasil keseluruhan kualitas udara di lokasi tersebut cukup aman dan tidak mengandung gas beracun.
"Di lingkungan sini aman dan tidak diindikasi gas beracun," imbuhnya.
Sedangkan untuk kualitas air, pihaknya melakukan pengecekkan di empat titik yang berbeda.
Hasilnya, tidak ditemukan kandungan kimia dari air tersebut.
"Dari hasil pengecekan menggunakan peralatan khusus, hasilnya nol. Artinya, tidak ditemukan adanya kandungan bahan kimia berbahaya," jelasnya.
Sementara itu, Kasi Ident Ditreskrimum Polda Jatim, Kompol Soekris Trihartono mengatakan, sampel air nantinya akan dilakukan pemeriksaan lanjutan di laboratorium Polda Jatim.
"Nanti akan kami ajukan pemeriksaan laboratoris," kata Soekris.
Dari hasil pengecekan di lokasi itu, diketahui panjang kolam yakni 59 meter dengan lebar 28,4 meter atau seluas 1.700 meter persegi.
Sedangkan titik ditemukannya korban yakni di kedalaman 145 sentimeter.
"Titik terdalam 180 sentimeter namun tidak ditemukan korban. Untuk titik temuan korban tenggelam di 145 meter," pungkasnya.
Sebelumnya, 6 santri itu pergi ke danau buatan tersebut tanpa sepengetahuan ustaz ponpes.
Salah 1 santri diduga tenggelam dan hendak ditolong oleh 5 santri lain. Akibat permukaan danau cukup dalam, enam santri itu tenggelam.
Kejadian nahas itu baru diketahui oleh santri lain yang datang ke lokasi itu.
Santri tersebut langsung memberi tahu ustaz dan pengurus pesantren.
Proses evakuasi memakan waktu, sebab satu persatu santri harus diangkat ke permukaan.
Bahkan, akibat kejadian itu, salah satu pengurus pesantren dilarikan ke rumah sakit Syamrabu Bangkalan.
Adapun identitas 6 korban tersebut yakni Louvin (9), Rosyid Ainul Yakin (10), Reynand Azka (9) serta Salman (9) berasal dari Surabaya.
Sedangkan 2 korban lain yakni Moh Nasirudin Adrai (8) asal Kabupaten Sampang dan Muhammad Akhtar Muzain Ainul Izzi (7) asal Bangkalan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/21/110942678/polda-jatim-cek-kandungan-bahan-beracun-di-tambang-galian-lokasi-6-santri