Lokasi itu berjarak 450 meter dari pondok pesantren.
Pondok Pesantren tempat 6 korban menimba ilmu itu terletak di pintu masuk area wisata bukit kapur atau dikenal dengan Bukit Jaddih.
Saat memasuki area tersebut, terlihat hamparan dinding berwarna putih bekas galian C.
Dinding putih itu memiliki bekas pahatan yang menjadi bahan dasar batu bata putih.
Tak jauh dari pintu masuk, terlihat wisata bukti Jaddih yang kini mulai tertutup lumut.
Di balik bukit wisata itu, terdapat bekas tambang galian C yang.
Di tempat itulah enam santri meregang nyawa.
Tempat kejadian perkara (TKP) 6 santri tersebut tenggelam yakni berupa danau buatan yang dikelilingi oleh dinding batu putih.
Danau itu terbentuk akibat adanya aktifitas pengerukan batu putih.
Cekungan itu lalu terisi air dan menjadi danau buatan dengan permukaan air berwarna hijau kebiruan.
Namun, di balik indahnya warna tersebut, kedalaman danau buatan mencapai 1,8 meter.
"Informasi yang kami terima, lokasi ini sejak 2 tahun lalu ada kegiatan (tambang batu), saat ini masih kami dalami. Karena sepertinya masih ada kegiatan di sini," ujar Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono saat meninjau lokasi, Jumat (21/11/2025).
Kini pihaknya masih menyelidiki status legal dari tambang galian C di lokasi itu.
"Kami masih belum tau, kegiatan di sini legal atau tidak, masih kami dalami," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa agar tak terulang, pihaknya akan menutup lokasi danau buatan tersebut agar tak lagi dimasuki oleh siapapun.
Sehingga, bekas galian C itu tak lagi memakan korban.
"Kami tutup untuk lokasi TKP ini, kalau hal lain di luar itu kami dalami," pungkasnya.
Sebelumnya, 6 santri itu pergi ke danau buatan tersebut tanpa sepengetahuan ustad.
Salah satu santri diduga tenggelam dan hendak ditolong oleh 5 santri lain.
Akibat permukaan danau cukup dalam, 6 santri itu tenggelam.
Kejadian nahas itu baru diketahui oleh santri lain yang datang ke lokasi itu.
Santri tersebut langsung memberi tahu ustaz dan pengurus pesantren.
Proses evakuasi memakan waktu, sebab satu persatu santri harus diangkat ke permukaan.
Bahkan, akibat kejadian itu, salah satu pengurus pesantren dilarikan ke rumah sakit Syamrabu Bangkalan.
Adapun identitas enam korban tersebut yakni Louvin (9), Rosyid Ainul Yakin (10), Reynand Azka (9) serta Salman (9) berasal dari Surabaya.
Sedangkan dua korban lain yakni Moh Nasirudin Adrai (8) asal Kabupaten Sampang dan Muhammad Akhtar Muzain Ainul Izzi (7) asal Bangkalan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/21/105341778/6-santri-di-bangkalan-tewas-tenggelam-tkp-di-dekat-area-wisata-bukit-jaddih