Salin Artikel

Tanaman Melon Petani di Situbondo Digusur untuk Pembangunan Bandara Militer

SITUBONDO, KOMPAS.com - Para petani melon di Desa Wringin, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, merasa teriris hatinya setelah melihat tanamannya yang dirawat 3,5 bulan harus digusur.

Perusakan tersebut bagian dari penggusuran yang dilakukan oleh tentara. TNI diberi hibah tanah 306 hektar oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo untuk pembangunan bandara militer.

Salah satu petani, Cahyo (40), warga Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, mengaku kecewa dengan langkah yang dilakukan pemerintah.

"Saya tidak masalah ada pengalihan lahan, itu bukan lahan saya, saya di situ menyewa, 1 hektar harganya Rp 8 juta ke Pemda," katanya saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (21/11/2025).

Namun, dirinya menyesalkan karena kejelasan pengalihan lahan yang tidak jelas. Informasi yang didapatnya lahan akan dialihkan menjadi bandara militer pada 2026. Tetapi, kenyataannya dilakukan pada November 2025.

"Melon kami ini tinggal 10 hari lagi panen tetapi malah digusur, sebelumnya tidak ada informasi terkait itu," ucapnya.

Menurutnya, tidak semua lahan petani digusur. Ada sebagian petani sudah melakukan panen melon. Untuk lahan melon yang dipaksa digusur rata-rata penanamannya paling akhir.

"Kami juga tiba-tiba diberi ganti rugi cuman patokan angka ganti rugi diambil dari modal penanaman, kalau kami tahu akan begini mending kami tidak menanam dari awal," katanya.

Informasi yang dia terima, petani akan diberi uang ganti rugi oleh pemerintah pusat sebesar Rp 100 juta. Dia berharap uang tersebut tidak dipotong karena modal menanam melon dan pupuknya lebih dari itu.

"Katanya diganti Rp 100 juta cuman tidak tahu ke depannya bagaimana, ya kami tahu pemerintahan bagaimana ruwetnya, saya berharap uang ganti rugi kami tidak dikorupsi," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Situbondo, Dadang Aries menyatakan, pihaknya sudah memberi tahu petani untuk segera mengosongkan lahan. Ganti rugi akibat kegiatan pengosongan lahan juga akan segera diberikan.

"Untuk petani yang terdampak tanamannya, Kementerian Pertahanan akan memberikan ganti rugi, baik petani tanaman melon, semangka, tebu dan jagung. Kemhan dan kami memberikan kesempatan kepada petani untuk memanen tanaman lebih awal," katanya.

Menurutnya, dalam perjanjian sewa terdapat klausul, jika lahan sewaktu-waktu dibutuhkan, maka pemerintah dapat mengambil lahan tanpa ganti rugi.

Namun, pihak Kementerian Pertahanan masih memberikan ganti rugi tanaman sebagai bentuk kepedulian.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/21/074946578/tanaman-melon-petani-di-situbondo-digusur-untuk-pembangunan-bandara-militer

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com