Rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, per 18 November 2025 menunjukkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Sumenep kembali turun dan kini berada di angka 1,64 persen.
Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 1,69 persen dan menempatkan Kabupaten Sumenep sebagai daerah dengan TPT terendah ketiga di Jawa Timur.
Di Madura, Kabupaten Sumenep mencatatkan posisi tertinggi setelah Kabupaten Pamekasan sebagai daerah dengan pengangguran terendah.
TPT Kabupaten Sumenep 1,64 persen.
Persentase tersebut jauh di bawah Kabupaten Sampang yang menyentuh angka 2,44 persen dan Kabupaten Bangkalan sebesar 5,31 persen.
"Angka penurunan ini tidak lepas dari sejumlah langkah yang ditempuh Pemerintah Kabupaten (Pemkab)," kata Kepala Bappeda Sumenep, Arif Firmanto di Sumenep, Rabu (19/11/2025).
Arif menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan adalah penyelenggaraan Job Fair yang menghadirkan 32 perusahaan dari dalam dan luar Sumenep dengan menyediakan 8.431 lowongan kerja.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 1.419 pencari kerja. Sebanyak 202 orang berhasil ditempatkan di perusahaan.
Selain itu, Pemkab Sumenep memberikan pelatihan berbasis kompetensi bagi masyarakat penganggur dan setengah menganggur.
Sebanyak 116 peserta telah mengikuti pelatihan itu dan menerima sertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Pemkab Sumenep juga memfasilitasi pelaku usaha di perdagangan, industri, koperasi, dan UMKM agar mampu meningkatkan kapasitas serta kualitas produk unggulan.
“Pendampingan kami lakukan mulai fasilitas halal, uji nutrisi, merek dagang, barcode, hingga NIB dan BPOM,” Arif merinci.
Menurut Arif, kondisi perusahaan yang berkembang akan memungkinkan penyerapan tenaga kerja lebih besar.
Program Padat Karya Tunai (PKT) juga dijalankan melalui proyek pembangunan desa dan lingkungan dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal.
Selain itu, informasi pendaftaran pelatihan kerja gratis disampaikan terbuka melalui situs Dinas Tenaga Kerja, media sosial, serta pengumuman di kantor kecamatan dan desa.
Kendala
Meski begitu, masih ada kendala yang menghambat penurunan pengangguran di Kabupaten Sumenep. “Geografis kepulauan membuat biaya interkoneksi tinggi dan investasi sulit merata,” ungkapnya.
Di samping itu, sektor industri pengolahan juga belum berkembang, sedangkan ekonomi daerah masih bertumpu pada sektor primer seperti pertanian, perikanan, dan tembakau.
Investasi di Sumenep juga dinilai belum optimal karena infrastruktur dan biaya logistik belum mendukung industri padat karya.
"UMKM belum tumbuh maksimal karena keterbatasan akses pembiayaan, pemasaran digital, dan pendampingan usaha," ujar dia.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/20/225921178/angka-pengangguran-terbuka-di-sumenep-dan-pekerjaan-rumah-pemkab