Salin Artikel

Kemendikti Saintek Gelar KPPTI untuk Atasi Sarjana Nganggur, Pertemukan Perguruan Tinggi dan Industri

SURABAYA, KOMPAS.com - Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) akan digelar pertama kali oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek).

Kegiatan ini akan digelar selama tiga hari pada 19-21 November 2025 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jawa Timur, yang dipilih sebagai tuan rumah.

Dirjen Dikti Khairul Munadi mengatakan, konferensi ini mempertemukan perguruan tinggi dan industri.

“Nanti akan ada sesi sharing CEO Talks dengan industri,” kata Khairul Munadi dalam konferensi pers KPPTI di Surabaya pada Senin (17/11/2025).

Sharing session dengan industri tersebut nantinya akan membahas peran industri dalam menguatkan ekosistem perguruan tinggi Indonesia.

Tujuannya untuk membuka pintu menjawab kebutuhan industri dalam mengatasi pengangguran terbuka tingkat sarjana.

“Dan tentu saja itu menyasar ke isu-isu misalnya kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang nantinya bisa dikontribusikan oleh perguruan tinggi,” sambungnya.

Setiap industri yang terlibat dalam agenda KPPTI ini akan membuka program-program penyerapan SDM sesuai kebutuhan yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh kalangan mahasiswa, baik yang sudah lulus maupun masih aktif belajar.

Ditjen Dikti juga menggandeng Diaspora Indonesia supaya menjadi jembatan bagi mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia untuk menguatkan kualitas agar siap berkontribusi untuk kampus dan dunia kerja.

“Bagaimana kita bisa mengkomunikasikan menjangkau publik lebih efektif dalam penyampaian gagasan atau pesan yang selama ini tidak dilakukan,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Forum Rektor Indonesia, Nurhasan mengatakan, misi agenda KPPTI adalah kampus berdampak dengan mengajak mahasiswa melalui program magang di industri.

“Ini momentum luar biasa. Saya kira banyak mahasiswa yang belum lulus sudah diminta alih oleh perusahaan,” jelasnya.

Sebagai Ketua FRI, Nurhasan telah mendorong seluruh perguruan tinggi untuk adaptif membedah kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan saat ini dan wajib melibatkan industri.

“Harus mengajak industri, mengajak calon pengguna lulusan. Harus cepat menyesuaikan kurikulum beradaptasi dengan kebutuhan saat ini, eranya semuanya cepat,” tegasnya.

Di samping itu, Rektor Unesa ini juga menekankan agar mahasiswa juga diberikan aktivitas atau pengalaman untuk berwirausaha guna meningkatkan skill. Harapannya, justru membuka lapangan pekerjaan.

“Jadi ada hal itu yang nantinya akan membantu mengurangi lulusan kita yang tidak dapat pekerjaan,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/18/060729378/kemendikti-saintek-gelar-kppti-untuk-atasi-sarjana-nganggur-pertemukan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com