Akibat luapan sungai yang berhulu di kawasan Gunung Wilis itu menyebabkan banjir yang menerjang lahan pertanian maupun pemukiman warga.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Djoko Sukrisno mengatakan, sejumlah rumah yang dihuni 62 kepala keluarga di Dusun Putat, Desa Manyaran menjadi tergenang air.
“Ada 62 kepala keluarga dari sejumlah rukun tetangga yang terdampak. Ketinggian air bervariasi antara 10 sampai 60 sentimeter,” ujar Kalaksa BPBD Djoko Sukrisno, Senin (17/11/2025).
Genangan banjir itu sempat bertahan beberapa saat karena masih tingginya curah hujan.
Hingga mengalami surut sekitar pukul 22.00 WIB.
“Pagi ini sudah surut total. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam bencana itu,” Sukrisno menambahkan.
Adapun penyebab banjir, masih kata Kalaksa BPBD, terjadi karena adanya penyempitan dan pendangkalan areal sungai.
Oleh sebab itu pihaknya merekomendasikan kepada pihak berwenang untuk pengerukan maupun normalisasi sungai tersebut.
“Selain itu juga dibutuhkan tanggul di sisi utara sungai.” lanjutnya.
Selain banjir yang terjadi di Sungai Bendokrosok yang berada di wilayah Kediri bagian barat itu, banjir juga terjadi di wilayah Kediri bagian timur.
Yakni terjadi di wilayah Sepawon di Kecamatan Plosoklaten.
“Untuk yang di Sepawon hanya meluber di jalan, tidak sampai masuk rumah.” pungkas Sukrisno.
Bencana hidrometeorologi itu juga menyebabkan banjir di wilayah Kota Kediri, yaitu di Kelurahan Ngampel Kecamatan Mojoroto.
Banjir yang juga disebabkan oleh luapan sungai itu menyebabkan pemukiman warga di tiga rukun tetangga menjadi terdampak.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/17/115113978/sungai-di-kediri-meluap-rumah-62-kepala-keluarga-terdampak-banjir