Betapa tidak. Saat menyisir rumahnya, tim Exalos Regional Madiun yang beranggotakan Imron, Mahfud dan Robby menemukan satu indukan ular kobra bersama 22 telur yang siap menetas.
“Saya jadi ngeri sendiri. Kok dikelilingi ular cobra di rumah saya,” ujar Femi, Jumat (14/11/2025).
Penjual angkringan ini bercerita bagian belakang rumah itu dulu menjadi tempat produksi krupuk oleh orang tuanya.
Namun semenjak tahun 2012, produksi kerupuk berhenti. Rupanya lantaran tidak pernah terjamah, perlahan-lahan ruang bekas dapur pembuatan kerupuk menjadi tempat berkembang biaknya ular.
Ia pun sempat diperingatkan adik kandungnya bahwa bekas dapur produksi kerupuk orang tuanya itu sering ditemukan ular kobra.
“Saya diberitahu adik saya katanya memang sudah ada ular kobra di tempat itu. Tetapi saya tidak pernah lihat sendiri,” ungkap Femi.
Ia mulai percaya rumah peninggalan orang tuanya itu banyak dikeliling ular kobra setelah sebulan lalu anak sulungnya melihat seekor ular kobra berada di depan rumah.
Ia meminta agar anaknya berhati-hati khawatir ular akan menggigit.
Tak hanya itu, setahun yang lalu, Femi melihat anakan ular kobra berada di sekitar rumahnya.
Bahkan ia sempat membunuh dua anakan ular kobra yang sudah bisa menyemburkan bisa.
"Saya pernah lihat anak ular kobra di dapur tahun kemarin. Setelah keluar dari dapur saya hantam pakai batu mati. Awal tahun lalu, satu anakan ekor ular kobra di teras rumah dicakar mati oleh kucing saya,” kata Femi.
Terakhir sebelum tim Exalos Madiun menyambangi rumahnya kemarin, seorang pencari rumput tidak sengaja menginjak tumpukan batu bata dan genteng.
Tak lama kemudian pencari rumput itu mendapati ular kobra yang menyembur.
Khawatir keberadaan ular makin banyak di rumahnya, Femi memutuskan melaporkan peristiwa itu ke Imron, salah satu anggota Exalos Madiun.
Sebelumnya, Imron pernah memindahkan sarang tawon vespa di rumah Femi pada September 2025.
Dari laporan itu, tim sempat melakukan penyisiran awal namun tidak ketemu. Dua hari kemudian, ia mengontak lagi dan kemarin menyisir menemukan ular.
“Saya jadi merinding karena ularnya besar dan telurnya itu ada 22 butir,” ungkap Femi.
Meski sudah tertangkap indukannya bersama 22 telurnya, Femi masih was-was karena ular kobra yang jantan belum tertangkap.
Menurut petugas penyelamat, biasanya kalau ada ular betina maka akan ada jantannya.
“Rencana nanti akan dicari lagi yang jantannya oleh tim penyelamat,” tutur Femi.
Tak ingin rumahnya dikeliling ular kobra, Femi berencana membongkar habis bekas dapur yang pernah dijadikan produksi krupuk.
Pasalnya bangunan dapur itu sudah terbengkelai hingga belasan tahun.
“Saya sudah meminta bantuan orang agar Senin nanti dibongkar dapur bagian belakang agar tidak menjadi sarang ular kobra dan tidak beranak pinak."
"Dapur itu dijadikan produksi kerupuk terakhir tahun 2012. Jadi sudah terbengkelai begitu lama,” kata Femi.
Menurut Femi, sebenarnya dapur itu sudah dibongkar bagian atapnya. Namun bagian lantai dan tembok sebagian belum dibongkar.
“Kemarin ular kobra yang ditemukan itu berada di permukaan tanah tetapi tertutup batu bata,” jelas Femi.
Kendati belum semua ular kobra tertangkap, Femi mengaku salut dengan aksi tim Exalos Madiun.
Pasalnya para anggota seperti memiliki naluri mengetahui keberadaan ular.
“Saya salut sama tim rescue mereka memiliki naluri tinggi menemukan keberadaan ular,” ujar Femi.
Banjir permintaan evakuasi ular
Koordinator Exalos Indonesia Regional Madiun, Dodik Andika, menyatakan selama musim penghujan tiba timnya kebanjiran permintaan evakuasi ular yang masuk permukiman.
Hingga kini sudah tercatat 23 kali evakuasi ular yang masuk rumah warga.
“Selama musim penghujan kami sudah mengevakuasi 23 ular dari pemukiman warga yang terdiri 10 ular kobra, 10 ular piton dan tiga ular kayu. Kami juga sudah mengevakuasi 15 sarang tawon vespa,” kata Dodik.
Ia meminta agar warga segera melaporkan ke damkar atau Exalos bila menemukan ular berada di pemukiman. Kecepatan pelaporan diperlukan agar tidak ada warga yang menjadi korban gigitan ular.
“Kalau ular kobra yang masuk itu sangat berbahaya karena memiliki bisa tinggi. Jadi kalau melihat ular ada di pemukiman langsung lapor,” kata Dodik.
Dodik mengatakan penemuan indukan ular kobra dan puluhan telur yang siap menetas di rumah Femi akan sangat berbahaya bila terlambat melapor.
Pasalnya, 22 telur yang ditemukan siap menetas dan berkembang lebih banyak lagi.
Untuk ular yang ditangkap, Dodik memastikan ular dilepasliarkan ke alam yang jauh dari pemukiman sehingga menjaga ekosistem tetap lestari.
Dodik menjamin tim Exalos tidak akan memungut biaya bagi warga yang membutuhkan bantuan evakuasi ular atau hewan berbahaya lain di pemukiman.
Tips ketemu dan cegah ular masuk
Bagi warga yang menemukan ular di permukiman, Dodik mengimbau agar tidak panik. Pasalnya ular takut kepada manusia dan tidak menganggapnya sebagai mangsa.
“Tetap tenang. Kemudian tidak panik. Karena sejatinya ular itu takut dengan manusia dan tidak menganggap manusia sebagai mangsa. Selanjutnya segera melaporkan kepada Damkar ataupun penyelamat satwa seperti Exalos Indonesia,” ujar Dodik.
Sembari menunggu petugas datang, warga juga harus tetap awasi pergerakan ular.
Dengan demikian saat petugas datang dapat dengan mudah menemukan keberadaan ular yang akan ditangkap.
Agar ular tidak masuk ke pemukiman, Dodik mengimbau warga menjaga kebersihan rumah, menutup celah-celah bawah pintu hingga menutup aliran air pembuangan dengan jaring-jaring kawat.
Selain itu, memotong dahan-dahan pohon yang menjulang ke atap rumah.
“Berikan wewangian seperti kamper atau kapur barus pada kolong-kolong almari atau tempat tidur karna ular tidak menyukai bau-bau wangi,” ujar Dodik.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/14/162234178/cerita-rumah-penjual-angkringan-di-madiun-jadi-sarang-kobra-ngeri