Bangunan yang terdiri atas tiga lokal itu kini mengalami kerusakan berat dan nyaris rata dengan tanah.
Pantauan di lapangan memperlihatkan, reruntuhan bangunan tersebar di area sekolah dan menyisakan dinding yang nyaris roboh.
Warga yang tinggal di sekitar sekolah mendatangi lokasi pada Kamis (13/11/2025) pagi, setelah mendengar suara runtuhan sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Guru kelas, Rifai, menjelaskan, kondisi bangunan memang sudah rusak sejak tiga tahun terakhir. Dinding retak dan atap bocor membuat bangunan semakin rapuh hingga akhirnya roboh.
“Sudah lama rusak, tapi tidak diperbaiki. Sekitar tiga tahunan,” kata Rifai.
Bangunan yang rusak, kata Rifai, meliputi seluruh ruang kelas dan kantor guru.
Selama ini, SDN Pajenangger V hanya memiliki tiga lokal, dua di antaranya disekat untuk menampung empat kelas.
Kelas I dan II digabung dalam satu ruangan, sementara ruang kelas VI disekat menjadi kantor guru.
Sebelum bangunan roboh, kegiatan belajar sempat dialihkan ke rumah warga selama sepekan.
Namun, para guru merasa sungkan karena aktivitas belajar membuat rumah menjadi kotor dan ramai setiap hari.
"Memang sempat (dialihkan ke rumah warga), tapi kami tidak enak terus menerus di sana, kami kembali manfaatkan sarana yang ada," ungkap dia.
Sekolah dengan total 76 siswa itu kini tidak memiliki ruang belajar tetap. Kegiatan belajar mengajar terpaksa dilakukan secara darurat di teras kelas, tidak jauh dari reruntuhan.
Pihak sekolah berharap ada fasilitas baru agar kegiatan belajar bisa kembali normal.
Rifai menyebut, belum ada bantuan signifikan dari Pemerintah Kabupaten Sumenep, karena anggaran dari APBD sangat terbatas.
“Kami diberi tahu, kemungkinan kalau dari APBD tidak ada, karena kecil anggarannya. Katanya akan ada bantuan pembangunan ruang baru dari pusat, katanya tahun depan, tapi belum pasti kapan,” kata dia.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/13/072807778/3-tahun-rusak-ruang-kelas-dan-kantor-sd-di-kepulauan-sumenep-akhirnya