Salin Artikel

Bupati Ponorogo Kena OTT, Pembangunan Monumen Reog Dipastikan Tetap Lanjut

PONOROGO, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, memastikan pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) tetap berlanjut sesuai dengan perencanaan meskipun proyek tersebut sedang didalami Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebelumnya, KPK menangkap Bupti Ponorogo Sugiro Sancoko dalam operasi tangkap tangan pada Jumat (7/11/2025) dalam kasus dugaan jual beli jabatan.

KPK juga akan mendalami dugaan korupsi dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemkab Ponorogo, termasuk dalam proyek Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP).

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi, menyampaikan bahwa proyek tersebut sudah masuk dalam rencana pembangunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan akan berlanjut hingga tahun 2026.

“Pembangunan Monumen Reog Ponorogo ini tetap berjalan sesuai perencanaan. Progres maupun tahapannya sudah diatur dalam APBD 2026,” ujar Judha saat ditemui di kantornya, Rabu (12/11/2025).

Ia menjelaskan, pembangunan dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran.

Saat ini, tahap yang sedang berjalan adalah pembangunan main building atau bangunan utama berupa struktur patung dan kerangkanya.

Sementara pada pertengahan tahun 2026, pemerintah akan melanjutkan dengan cut and build atau pematangan lahan untuk area parkir dan fasilitas pendukung lainnya.

“Sekarang progresnya sudah hampir selesai untuk struktur utamanya. Tahun depan kami lanjutkan pematangan lahan,” jelasnya.

Judha menambahkan, pemerintah telah menyusun masterplan dan perencanaan lengkap agar kawasan MRMP menjadi destinasi wisata unggulan Ponorogo.

Selain monumen utama, kawasan itu akan dilengkapi berbagai fasilitas umum (fasum) dan sarana penunjang wisata yang diusulkan pembangunannya pada tahun 2026.

“Harapan kami, meskipun belum sepenuhnya jadi, kawasan Monorobo sudah mulai menggerakkan perekonomian warga. Tahun 2026 nanti kami fokus pada pembangunan fasilitas umum,” katanya.

Menurutnya, pembangunan MRMP tidak hanya berfungsi sebagai ikon wisata, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

Ia mengungkapkan, warga sekitar yang sebelumnya bekerja sebagai penambang kini mulai beralih menjadi pelaku usaha jasa wisata, seperti membuka warung, penginapan, hingga layanan wisata lokal.

“Transformasi masyarakat sudah mulai terlihat. Dari yang dulu bekerja di pertambangan, sekarang mulai beralih ke sektor wisata. Ini perubahan positif yang nyata,” terang Judha.

Terkait kabar adanya pemeriksaan dari KPK, Judha menegaskan bahwa pihaknya melaksanakan pembangunan sesuai aturan dan tahapan yang berlaku.

“Kami bekerja sesuai prosedur dan tahapan yang telah ditetapkan. Sampai sekarang belum ada permintaan keterangan dari pihak manapun,” tegasnya.

Ia berharap dukungan dari pemerintah pusat untuk mempercepat penyelesaian proyek tersebut.

Disbudparpora Ponorogo juga telah mengajukan proposal bantuan dana ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Kementerian PUPR agar proyek strategis daerah itu bisa segera rampung.

“Kami sudah melengkapi semua persyaratan, mulai dari DED, RD, hingga readiness criteria (RC). Tinggal menunggu asistensi dari pemerintah pusat,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/12/144239578/bupati-ponorogo-kena-ott-pembangunan-monumen-reog-dipastikan-tetap-lanjut

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com