Insiden berdarah ini mengakibatkan satu orang tewas dan tiga lainnya luka-luka. Keempat tersangka berinisial AH, AD, WH, dan JM.
Kepala Polres Pamekasan AKP Hendra Eko Triyulianto, Senin (10/11/2025) mengungkapkan, para tersangka menyerahkan diri setelah polisi berkoordinasi dengan kepala desa masing-masing.
Menurut Hendra, tawuran bermula dari perselisihan paham antara kelompok AH dan kelompok AD, yang kemudian berujung pada pengeroyokan dan penganiayaan. Kejadian terjadi dua kali di lokasi yang sama.
"Pertama ada pengeroyokan, lalu berselang beberapa menit terjadi penganiayaan. AH mengeluarkan senjata tajam dan menyebabkan empat orang terluka," kata Hendra di Polres Pemekasan.
Sementara itu, dua tersangka lainnya, JM dan WH, diduga terlibat dalam aksi pengeroyokan.
"Kejadian pertama berupa pengeroyokan dan sempat bubar. Kemudian, kejadian kedua berupa penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia," terang Hendra.
Buru tersangka lain
Ia menambahkan, jumlah tersangka kemungkinan masih bisa bertambah seiring berjalannya penyidikan.
Polisi terus memeriksa para tersangka dan saksi-saksi. "Nanti bisa saja bertambah. Kita masih lakukan penyidikan," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, tawuran melibatkan pemuda dari Desa Teja Barat dan pemuda dari Kecamatan Proppo, Pamekasan, terjadi sekitar pukul 03.30 WIB di depan Masjid Agung Asy-Syuhada.
Satu korban tewas di tempat kejadian, dua orang dilarikan ke rumah sakit, dan satu korban lainnya mengalami luka ringan akibat pengaruh minuman keras.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/10/115648978/tawuran-berdarah-di-depan-masjid-pamekasan-1-tewas-4-pemuda-jadi-tersangka