Aksi itu dilakukan untuk mencegah abrasi di pesisir pantai Bangkalan.
Khofifah mengatakan penanaman mangrove di Bangkalan telah mendapat assesmen dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Sehingga, jenis mangrove yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan di pesisir Bangkalan.
"Iya ini varietasnya sudah disesuaikan dengan kondisi lingkungan disini," ujar Khofifah.
Ia mengatakan, mangrove yang ditanam di Bangkalan berfungsi untuk menahan abrasi. Selain itu, berfungsi untuk menyerap karbondioksida.
"Kita bersama-sama nandur mangrove. Ini bisa menyerap karbondioksida sampai 4 hingga 5 kali lipat," jelasnya.
Tak hanya itu, terdapat pohon cemara udang yang ditanam untuk meredam ombak besar atau tsunami.
Khofifah mengatakan, mangrove di pesisir Jawa Timur harus terus ditanam.
Sebab, mayoritas habitat mangrove yang ada di Pulau Jawa ada di Jawa Timur.
"Mangrove di Jatim mencapai 51 persen dari luasan mangrove di seluruh Pulau Jawa," imbuhnya.
Selain memberikan dampak positif terhadap alam, Khofifah juga menyebut hilirisasi mangrove bisa dimanfaatkan untuk sejumlah hal.
Salah satunya untuk peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
Hilirisasi mangrove bisa berupa ekowisata mangrove dan juga bisa dimanfaatkan menjadi produk olahan berbahan dasar mangrove seperti keripik, tepung hingga bahan pewarna alami batik.
Sementara itu, Kaka Slank menyebut penanaman mangrove ini menjadi investasi surga.
Menurutnya, banyak manfaat yang bisa dihasilkan dari penanaman mangrove itu.
"Tentu investasi menanam pohon ini jadi investasi surga," singkatnya.
Diketahui, selain menanam mangrove, juga dilakukan pelepasan kepiting dan burung.
Diharapkan, dengan aksi tersebut bisa memperbaiki produksi oksigen dan menjaga habitat pesisir pantai di Bangkalan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/11/03/211314178/cegah-abrasi-dan-lindungi-ekosistem-laut-khofifah-ajak-kaka-slank-nandur