Salin Artikel

Pemkot Blitar Akan Kurangi Bansos Beras Imbas Pemangkasan APBD 2026

Namun demikian, program bansos beras dari Pemerintah Kota (Pemkot) yang bernama program Beras Kesejahteraan Daerah (Rastrada) itu akan dirasionalisasi nilainya dengan mengurangi nilai atau volume beras yang diberikan setiap bulannya kepada keluarga miskin penerima manfaat.

“Bukan dihapus. Tapi volume berasnya yang kita kurangi. Mungkin jumlah penerima manfaat tetap atau ada rasionalisasi sedikit,” ujar Ibin saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (24/10/2025).

“Konkretnya seperti apa, ini sedang kita godok konsepnya,” kata dia.

Tahun ini, Pemkot Blitar memberikan bantuan Rastrada kepada 7.751 keluarga miskin dengan masing-masing mendapatkan beras 10 kilogram per bulan atau senilai Rp 130.000.

Program yang diinisiasi Wali Kota Blitar terdahulu, Santoso, ini menyedot dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 sekitar Rp 12 miliar.

Pada 2024, program ini menelan anggaran belanja sebesar Rp 14,86 miliar dengan jumlah keluarga penerima manfaat sebanyak 9.514.

Ibin menegaskan bahwa rasionalisasi anggaran belanja untuk program Rastrada sulit untuk dihindari mengingat adanya pemangkasan yang sangat besar sejumlah komponen pendapatan daerah di 2026 yang totalnya mencapai lebih dari Rp 150 miliar.

Nilai APBD 2026 pun diproyeksikan mengalami penyusutan hingga Rp 155 miliar, dari Rp 943 miliar di 2025 menjadi Rp 793 di 2026.

Pemangkasan terbesar berasal dari komponen pendapatan transfer (pemerintah pusat) ke daerah (TKD) yang susut dari Rp 614 miliar di 2025 menjadi Rp 500 miliar di 2026.

Menurut Ibin, penghematan anggaran bansos Rastrada sebagian akan digunakan untuk membiayai program pemberian makan gratis yang disebut dengan “program rantangan” bagi warga manula atau jompo dari keluarga miskin yang dinilai lebih mendesak dari sisi kemanusiaan.

“Program rantangan ini menyasar masyarakat rentan yang paling bawah, langsung diberi makan. Harapannya nanti bisa setiap hari,” ujar Ibin tanpa menyebut jumlah penerima manfaat.

Ibin juga mengaku telah melakukan lobi intensif ke pemerintah pusat untuk meminta agar Kota Blitar menjadi salah satu dari 104 kabupaten atau kota di Indonesia yang akan menjadi lokasi pendirian Sekolah Rakyat.

Menurutnya, Pemkot Blitar telah menyiapkan satu lokasi untuk pembangunan Sekolah Rakyat yang direncanakan mulai dibangun di 2026.

“Saya sependapat dengan Pak Presiden Prabowo yang lebih memberikan prioritas bantuan dan subsidi untuk pendidikan anak dari keluarga miskin dan memperbaiki gizi mereka,” ujar Ibin. 

Adapun jumlah penduduk miskin Kota Blitar, berdasarkan survei BPS, sebanyak 10.596 jiwa atau 6,6 persen dari total populasi sebanyak 160.540 jiwa.

Program Rastrada Kota Blitar menyasar warga miskin yang belum tercakup sebagai penerima manfaat dari sejumlah paket bantuan sosial yang diberikan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinisi Jawa Timur. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/24/161749478/pemkot-blitar-akan-kurangi-bansos-beras-imbas-pemangkasan-apbd-2026

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com