Salin Artikel

Terhambat BI Checking dan Pasar Murah, Anggota Koperasi Desa Merah Putih di Sidoarjo Alami Kesulitan

Koperasi ini diresmikan pada Juli 2025 oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Kehadirannya sempat meraih antusiasme tinggi dari warga, dengan penjualan beras mencapai dua ton.

Namun, setelah tiga bulan beroperasi, kondisi keuangan KDMP Kupang Sidoarjo tidak sebaik yang diharapkan.

Saat ini, anggota koperasi yang berjumlah 20 orang harus berjuang mendapatkan modal pinjaman.

“Selama ini lancar-lancar saja dana seadanya dari iuran anggota,” kata Ketua KDMP Kupang, Kartawi, saat ditemui Kompas.com, Jumat (17/10/2025).

Awalnya, keuangan KDMP berjalan cukup baik dengan mengandalkan simpanan wajib pokok anggota.

Namun, seiring berjalannya waktu, untuk membeli kebutuhan produk seperti minyak, beras, gula, dan air mineral, anggota harus pintar memutar uang pendapatan yang terbatas.

“Kalau ada uang kita beli, ya kita putar aja itu terus, gimana caranya pokoknya harus muter uangnya. Kalau mau stok nggak ada uangnya,” ungkap Kartawi.

Sebelumnya, KDMP mendapat kemudahan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan sistem kontra pembayaran.

Namun, untuk pengiriman produk kedua, KDMP kini diwajibkan membayar dengan sistem cash on delivery (COD) dan cash before shipment (CBS).

“Dulu dipinjami, bayar belakangan. Sekarang minta COD, malah yang terbaru lewat aplikasi. Harus bayar dulu walaupun barang belum datang,” ungkapnya.

Terhambat syarat BI checking

Untuk mengatasi masalah modal, KDMP mengajukan pinjaman kepada Himbara melalui BRI.

Namun, proses ini terhambat syarat BI checking.

“Di awal tidak diberitahu kalau syaratnya ada BI checking untuk pengurus dan pengawas, jadi kita ada apanya masyarakat desa tanpa syarat tertentu,” ungkap Kartawi.

Salah satu anggota koperasi memiliki status BI checking merah dan mengalami kesulitan mendapatkan bukti pelunasan kredit yang telah dilunasi sejak 2020.

Kendala lain yang dihadapi KDMP adalah program pasar murah dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Meskipun program ini menguntungkan warga, namun mengancam keberlangsungan KDMP.

“Ada drop-dropan (Pasar Murah) dari Disperindag itu tiap desa wajib beli tiga ton (beras) itu harga kirim, lah kami harga jual,” kata Kartawi.

Melalui program tersebut, desa menjual beras ukuran 5 kilogram dengan harga Rp 55.000, sedangkan KDMP membeli seharga Rp 56.500 ditambah ongkos kirim.

“Kalau jual Rp 55.000 sampai Rp 56.000 kita gak dapat untung. Bagaimana pertanggungjawaban kita ke anggota akhir tahun nanti,” keluhnya.

Kartawi berharap masyarakat Desa Kupang, Jabon, Sidoarjo dapat bergabung menjadi anggota dan melibatkan KDMP dalam berbagai kegiatan desa.

“Kami juga pengin barangkali ada pihak ketiga yang bisa bekerja sama membantu kami,” pintanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/17/172043678/terhambat-bi-checking-dan-pasar-murah-anggota-koperasi-desa-merah-putih-di

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com