Beberapa hari sejak anaknya berada di sekolah, ia mengaku sedih. Biasa berkumpul setiap waktu, kini rumah lebih sepi dari biasanya.
Hal serupa juga dirasakan anaknya, Shafa yang tengah berada di sekolah rakyat.
Hari berganti bulan, merekapun terbiasa jauh. Demi cita-cita anaknya, Uswatun Hasanah rela berjauhan dengan putrinya.
"Sehari dua hari anak saya tidak betah. Tapi lama kelamaan justru sangat betah di sana," katanya.
Sejak itu, ia tidak lagi khawatir soal keberadaan anaknya di sekolah rakyat. Apalagi, pihak sekolah sudah memberikan pelayanan terbaik.
"Saat makan, belajar hingga kondisi anak kami selalu mendapat kabar dari sekolah," katanya.
Uswatun menaruh harapan besar, anaknya bisa meraih cita-cita dari sekolah rakyat di tengah keterbatasan ekonomi keluarga.
Anaknya mendapatkan harapan baru untuk jadi dokter.
Harapan meraih cita-cita
"Alhamdulillah dengan adanya sekolah rakyat ini saya sangat terbantu. Saya hanya menyiapkan uang jajan setiap bulan," tuturnya.
Sedikitnya, ia menyisihkan Rp 200.000 sebulan untuk jajan anaknya.
Setiap besuk pada hari minggu, empat kali dalam sebulan memberi uang Rp 50.000 kepada anaknya di sekolah rakyat.
"Saya pasrahkan anak saya ke sekolah rakyat. Saya berharap anak saya mudah meraih cita-citanya nanti," ucapnya.
Hal yang sama diakui Novianti yang sejak Agustus berpisah dengan buah hatinya. Rindu, sepi rasa yang tidak pernah dia tolak sejak itu.
Namun keadaanlah yang menyebabkan mereka harus berpisah.
"Pada akhirnya saya rela demi anak dan cita-cita anak saya," katanya.
Novianti rutin mengunjungi anaknya setiap hari minggu. Ia pun menyiapkan uang jajan tidak lebih dari Rp 50.000 dalam sepekan.
"Meski jauh tapi saya selalu berusaha datang ke sekolahnya setiap minggu. Kondisi anak saya sangat baik di sana," katanya.
Ia bercerita, anaknya bermimpi menjadi polisi wanita. Baginya, itu berat di tengah keterbatasan ekonomi keluarga.
Namun, hadirnya sekolah rakyat seolah memberikan harapan baru. Anaknya bisa bersekolah dengan fasilitas yang baik.
Bahkan dengan pola makan yang diatur dengan haik oleh sekolah.
"Sejak itu hanya bisa berdoa semoga anak saya bisa sukses sesuai cita-citanya," ucapnya.
Novianti menitipkan anaknya secara penuh kepada sekolah rakyat sehingga bisa tumbuh sukses dan meraih cita-citanya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/16/163112178/di-tengah-keterbatasan-ekonomi-orang-tua-gantungkan-cita-cita-anak-ke