Salin Artikel

Tak Satupun SPPG di Kota Madiun Miliki SLHS, Wawali: 4 Sedang Urus Izin

Padahal 7 SPPG itu sudah melayani pemberian makanan bergizi gratis bagi belasan ribu siswa di Kota Madiun.

Wakil Wali Kota Madiun, F Bagus Panuntun menyatakan dari 7 SPPG yang beroperasi baru 4 yang mengurus SLHS. Sementara 3 lainnya baru tahap komunikasi.

"Sekarang sudah mengurus empat dari tujuh SPPG ke Dinkes Kota Madiun. Sementara lainnya sudah komunikasi,” kata Bagus, Kamis (16/10/2025).

Bagus mengatakan Pemkot Madiun sudah menggelar rapat terkait percepatan pengurusan SLHS.

Salah satunya Dinkes Kota Madiun memberikan pendampingan bagi SPPG yang mengurus SLHS.

Menurut Bagus, SPPG yang sudah beroperasional diberikan waktu satu bulan sejak informasi wajib SLHS diberikan pemerintah pusat.

Sementara bagi SPPG baru diharuskan mengurus SLHS baru boleh beroperasi.

“Aturannya, kalau SPPG-nya sudah berjalan maka diberikan waktu satu bulan setelah informasi itu diberikan,” jelas Bagus.

Kendati melakukan pendampingan, kata Bagus, SPPG tetap harus memenuhi seluruh persyaratan yang diminta untuk mendapatkan sertifikat SLHS.

Pasalnya perintah dari satuan tugas pembuatan SLHS harus sesuai prosedur dan aturan yang sudah ditetapkan.

“Memang ada pendampingan dari dinkes. Tentu kami bantu untuk percepat tetapi bukan bantu permudah kemudian melalaikan (syarat) tidak,” kata Bagus.

Menyoal posko pengaduan menyusul informasi penerima manfaat tidak boleh menyampaikan keluhan soal MBG ke publik, Bagus menuturkan Pemkot Madiun belum membuat posko pengaduan.

Namun ia sudah bersurat ke SPPI (Koordinator SPPG) untuk membuat kantor dengan memakai aset Pemkot Madiun.

“Saat ini posko pengaduan belum. Cuma kami meminta untuk SPPI membuat kantor dengan menggunakan aset milik Pemkot Madiun. Agar aduan nanti bisa langsung masuk ke SPPI. Kami sudah menawarkan tinggal menunggu balasan suratnya saja,” jelas Bagus.

Bagus mengakui banyak warga yang mengadu kepada diriya via pesan di akun media sosialnya.

Rata-rata pengaduan terkait kualitas makanan MBG. Aduan yang diterima dari masyarakat langsung diteruskan kepada SPPI.

“Soal pengaduan kami dari pemerintah belum membuat. Karena kewenangan ke lebih pemerintah pusat. Kalau kami buat nanti akan terlalu maju. Kami sudah inisiatif untuk menyiapkan tempat. Aduan kami perhatikan semua dan sudah kami teruskan ke SPPI. Kalau aduan banyak via DM terkait kualitas makanan,” kata Bagus.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/16/083733178/tak-satupun-sppg-di-kota-madiun-miliki-slhs-wawali-4-sedang-urus-izin

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com