Salin Artikel

Menjaga Amanah supaya MBG Tetap Berkualitas di Tangan Siswa

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Puluhan pegawai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri Blimbingsari Banyuwangi, Jawa Timur, tampak sibuk dengan tugasnya masing-masing, mulai dari mencuci ompreng hingga menyiapkan bahan pada Rabu (15/10/2025).

Mereka saling bahu membahu menyelesaikan pekerjaan agar selesai tepat waktu, sehingga waktu pelayanan untuk menyajikan 3.700 porsi bagi pelajar Kecamatan Blimbingsari dan sekitarnya dapat berjalan efektif.

Terbagi dari beberapa divisi mulai dari pencucian alat masak, penyiapan bahan, divisi memasak, pemorsian, hingga distribusi bekerja sama untuk memberikan pelayanan terbaik.

Demi menjaga amanah yang mereka emban, SPPG di bawah naungan yayasan Kemala Bhayangkarari tersebut menciptakan spesifikasi yang berbeda dengan SPPG pada umumnya.

"Pola pendistribusian didahului dengan food security test," kata mitra SPPG Polri, Ali Mansur.

Pria yang akrab disapa Haji Ali tersebut mengatakan, setiap hari seksi kedokteran dan kesehatan (dokkes) Polri akan memeriksa secara detail makanan yang akan disajikan ke piring MBG.

Proses tersebut bertujuan untuk menjaga kualitas makanan aman untuk penerima manfaat, serta memastikan potensi bahaya dapat diketahui sejak dini sebelum MBG didistribusikan.

Proses itu bahkan dijalankan sebelum kasus keracunan diduga akibat MBG terjadi di beberapa wilayah.

Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, juga sering sidak langsung ke dapur SPPG untuk memastikan proses penyajian MBG oleh SPPG Polri berjalan sesuai aturan.

"Karena kita ketat. Buah busuk tidak lolos. Telur atau ayam tidak fresh kita tolak. Jangan pernah berharap dan bermimpi dari bahan yang jelek atau tidak bagus bisa berharap hasilnya bagus, tidak akan terjadi," tuturnya.

Dengan keyakinan tersebut, SPPG Polri disebutnya berupaya konsisten standar operasional prosedur, petunjuk pelaksanaan serta petunjuk teknis MBG.

Pihaknya pun menekankan ke seluruh karyawan dan relawan agar bekerja secara benar dan amanah sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing.

Mereka yang bekerja di dapur SPPG juga diatur secara ketat dengan mengutamakan kedisiplinan, higienitas dan menjalankan SOP.

"Harus menjadi relawan yang amanah," tuturnya.

Harapan program ini bisa terus berjalan dengan baik dan benar, berkesinambungan dan berkelanjutan, sebab menimbulkan multi efek luar biasa bagi perekonomian masyarakat.

Jika pun terjadi kesalahan atau kelemahan yang dilakukan pihak SPPG, Ali berharap hal tersebut bukan menjadikan program harus berhenti secara keseluruhan.

"Program jangan berhenti, tapi harus dikoreksi," pintanya.

Hingga saat ini, MBG cukup bermanfaat bagi masyarakat, mulai dari menyerap tenaga kerja, menggerakkan roda ekonomi masyarakat, hingga pemenuhan gizi bagi generasi penerus bangsa.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/15/205800378/menjaga-amanah-supaya-mbg-tetap-berkualitas-di-tangan-siswa

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com