Meski begitu, Kholilur menegaskan bahwa proses pengajuan SLHS telah berjalan di semua dapur.
“Iya semua masih dalam proses,” kata Kholilur kepada Kompas.com, Senin (13/10/2025).
Saat ini, lanjut Kholilur, tercatat ada sembilan dapur MBG telah beroperasi di bawah koordinasi SPPG Sumenep.
Kholilur memastikan, pihaknya rutin memantau dan meminta setiap SPPG memperbarui perkembangan pengajuan sertifikasi itu.
Proses tersebut meliputi inspeksi kesehatan lingkingan (IKL), uji laboratorium pangan dan air untuk memastikan menu yang disajikan aman dikonsumsi, bergizi, dan halal.
"Kami sifatnya koordinasi. Jadi terus kami sampaikan dan kami ingatkan agar SLHS terus di update," jelas Kholilur.
"Jika misalnya ada masalah, kendala, memang kami datang ke mereka (SPPG), dan kami bantu melaporkannnya ke pimpinan," kata dia lagi.
Menurut Kholilur, upaya penerbitan SLHS merupakan antisipasi agar tidak terjadi insiden keracunan seperti yang sempat terjadi di sejumlah daerah di Indonesia beberapa waktu lalu.
"Kami berahap tidak terjadi KLB (keracunan MBG) seperti di luar ya, semoga tidak," ungkapnya.
Dari penelusuran Kompas.com, Dinas Kesehatan P2KB Sumenep telah menerima sekitar 12 pengajuan SLHS. Sebagian dapur sudah mengikuti pelatihan sebagai tahapan awal penerbitan sertifikat.
Namun, tidak semua dapur tersebut beroperasi. Sebagian lainnya masih menunggu hasil dan belum mulai melayani distribusi makanan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/13/114136678/seluruh-dapur-mbg-beroperasi-tanpa-sertifikat-sppg-masih-kami-urus