Salin Artikel

Pondok Tremas Pacitan Gandeng Dinas PUPR Audit Kelayakan Seluruh Bangunan Pesantren

Langkah ini diambil sebagai upaya antisipasi demi keselamatan para santri yang tinggal di salah satu pondok tertua di Jawa Timur. Ponpes itu telah berdiri sejak 1820.

Inisiatif ini dipimpin KH Fuad Chabib Dimyathi, Pimpinan Umum Perguruan Islam Pondok Tremas, yang secara resmi meminta Dinas PUPR melakukan pemeriksaan menyeluruh.

"Saya sendiri yang mengirim permintaan resmi ke Pemerintah Kabupaten Pacitan, dalam hal ini Dinas PUPR, untuk mengunjungi dan memeriksa bangunan pesantren," ujar KH Fuad dalam keterangan tertulisnya.

KH Fuad menambahkan bahwa pemeriksaan ini tidak hanya untuk kepentingan internal Pondok Tremas, tetapi juga sebagai contoh bagi pesantren lain untuk melakukan langkah antisipasi lebih awal.

"Alhamdulillah terima kasih, Pemkab hadir. Ini bentuk kepedulian bersama terhadap keselamatan santri," ungkapnya.

Tim teknis dari Dinas PUPR Pacitan telah diturunkan untuk memeriksa struktur dan dokumen teknis bangunan di kawasan Pondok Tremas.

Pemeriksaan dilakukan secara bertahap, dimulai dari bangunan tertua yang memiliki nilai sejarah tinggi hingga ke gedung baru.

Kepala Bidang Tata Bangunan dan Jasa Konstruksi Dinas PUPR Pacitan, Endhit Yuniarso, menjelaskan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur teknis yang berlaku.

"Setiap bangunan idealnya memiliki kelengkapan gambar rencana seperti denah tampak dan potongan, untuk bisa memperoleh Sertifikat Laik Fungsi (SLF)," ujarnya.

Endhit juga menyampaikan bahwa ke depan, sistem pendataan bangunan keagamaan seperti pesantren akan diintegrasikan dengan penerbitan nomor induk berusaha (NIB) sebagai bagian dari legalitas bangunan.

Dari hasil pengecekan awal, tim PUPR menilai administrasi Pondok Tremas tergolong tertib dan sesuai ketentuan dasar bangunan.

"Secara umum Pondok Tremas sudah memenuhi persyaratan dasar, hanya perlu penyempurnaan dokumen teknis sambil berjalan," tambahnya.

Dari aspek tata ruang, tidak ditemukan permasalahan berarti, sehingga pondok dapat segera menyiapkan dokumen pengajuan SLF dan persetujuan bangunan gedung (PBG).

Tim PUPR juga melakukan survei lapangan yang mencakup pengisian formulir kelayakan, diskusi teknis, dan penyusunan kesimpulan awal sebagai dasar tindak lanjut.

Pemeriksaan hari pertama mencakup sekitar 70 persen area kompleks pondok.

Meskipun beberapa bagian bangunan ditemukan mengalami kerusakan ringan, secara keseluruhan kondisi pondok dinilai aman dan layak digunakan.

"Secara umum masih layak. Hanya ada beberapa kerusakan ringan yang bisa segera diperbaiki," kata Endhit.

Dinas PUPR berencana melanjutkan pemeriksaan seluruh bangunan di kompleks Pondok Tremas hingga terverifikasi.

Selain itu, mereka juga akan melakukan pendataan terhadap seluruh pondok pesantren di wilayah Kabupaten Pacitan, khususnya yang memiliki jumlah santri besar.

"Pengecekan seperti ini bisa menjadi dasar evaluasi bagi pemerintah sekaligus pihak pondok. Hasil kajian nanti akan kami serahkan lengkap dengan rekomendasi perbaikan," terang Endhit.

Langkah audit ini juga sejalan dengan kebijakan KH Luqman Harist Dimyathi, Pengasuh Pondok Tremas, yang sebelumnya memerintahkan pembongkaran salah satu bangunan tua di lingkungan pondok.

"Bangunan ini sudah berusia puluhan tahun dan menunjukkan tanda-tanda kerusakan struktural. Demi keselamatan santri, kami sepakat untuk membongkar dan meremajakan," ungkap KH Luqman.

Pesantren Tremas dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Jawa Timur dan hingga kini belum pernah mengalami insiden ambruknya bangunan.

Dinas PUPR Pacitan mengimbau agar langkah serupa diikuti pesantren lain, termasuk madrasah, masjid, dan mushala di wilayah Pacitan, sebagai langkah antisipasi agar insiden ambruknya gedung tidak terulang.

"Pengecekan bangunan bukan sekadar formalitas, tapi bentuk perlindungan terhadap keselamatan santri dan masyarakat sekitar," pungkas Endhit.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/09/064605078/pondok-tremas-pacitan-gandeng-dinas-pupr-audit-kelayakan-seluruh-bangunan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com