Salin Artikel

Pasca-Tragedi Ponpes Al Khoziny, Kemenag Cek Kondisi Pesantren di Jombang

JOMBANG, KOMPAS.com - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, melakukan pendataan ulang dan pengecekan kondisi kelayakan bangunan pondok pesantren, pasca-tragedi ambruknya bangunan mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Kepala Kemenag Kabupaten Jombang, Muhadjir mengatakan, pihaknya masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat terkait evaluasi gedung pesantren.

Namun, pihaknya sejak beberapa hari lalu telah menerjunkan tim untuk melakukan monitoring ke pesantren yang ada di Kabupaten Jombang.

“Sekarang ini teman-teman sedang melakukan monitoring dan pendataan,” kata Muhadjir saat ditemui Kompas.com di Kantor Kemenag Jombang, Rabu (8/10/2025).

Ia mengakui, pendataan dan pengecekan ulang kondisi kelayakan pesantren dilakukan sebagai antisipasi pasca-tragedi ambruknya bangunan mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny.

“Karena apa, karena kami tidak ingin di Kabupaten Jombang ada kasus yang sama seperti yang kemarin terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo,” ujar Muhadjir.

Ia mengungkapkan, pendataan dan pengecekan kelayakan menyasar pada pesantren yang telah terdata dan memiliki izin operasional, pesantren yang tidak terdata, maupun pesantren yang sudah terdata tetapi tidak memiliki izin operasional.

Muhadjir menyebutkan, jumlah pesantren di Kabupaten Jombang yang telah terdata secara resmi dan memiliki izin operasional sebanyak 235 pondok pesantren.

Namun, sejauh ini masih cukup banyak pondok pesantren di Kabupaten Jombang yang tidak terdata maupun tidak memiliki izin operasional.

“Pondok pesantren yang terdaftar di EMIS ada 235 pesantren. Dari data itu, kita sudah melakukan pemantauan, kondisinya memang layak,” katanya.

“Yang kita khawatirkan justru pondok pesantren yang tidak terdaftar dan tidak memiliki izin operasional. Data pastinya kami masih belum tahu, tapi jumlahnya cukup banyak,” tambah Muhadjir.

Dijelaskan, dari beberapa pesantren yang tidak terdata dan tidak memiliki izin operasional, ada yang terkendala persyaratan, serta ada juga yang tidak mau mengurus perizinan.

“Belum terdaftar karena ada yang belum memenuhi persyaratan, dan ada juga yang memang sejak awal tidak mau mengajukan izin operasional,” kata Muhadjir.

Dalam kesempatan itu, Muhadjir juga mengungkap kondisi dari empat Ponpes besar di Kabupaten Jombang, yang telah memiliki izin operasional dan bangunannya memenuhi kelayakan.

Keempat pesantren tersebut, yakni Pesantren Tebuireng, Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, serta Pesantren Darul Ulum Rejoso.

“Kalau untuk empat pondok pesantren besar, yakni Tebuireng, Tambakberas, Denanyar, dan Rejoso, izin operasionalnya sudah selesai semua. Kelayakannya juga aman,” kata Muhadjir.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/08/171727878/pasca-tragedi-ponpes-al-khoziny-kemenag-cek-kondisi-pesantren-di-jombang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com