Gempa bumi terjadi pada Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB. Pusat gempa berjarak 50 kilometer tenggara Sumenep dan kedalaman 11 kilometer.
Akibat gempa tersebut, dua rumah milik warga Pamekasan mengalami kerusakan.
Rumah Taufikurrahman, warga Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur, mengalami retak di dinding dan lantai terbelah.
Sementara itu, rumah dapur milik Ahmad Rizki Ramadhani, warga Desa Durbuk, Kecamatan Pademawu, ambruk rata dengan tanah.
"Waktu kejadian memang ada dari BPBD yang mengecek kerusakan dapur yang ambruk. Namun setelah itu tidak ada lagi," ungkap Abdurrahman, warga Desa Durbuk.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada bantuan apapun dari pemerintah.
Dapur yang ambruk sudah dibangun kembali dengan biaya seadanya, karena semua dinding ambruk, terutama atap yang rusak total.
"Warga setempat membantu korban membangun dapur yang sudah rusak total," katanya.
Di sisi lain, Taufikurrahman mengaku bahwa hingga kini belum ada tim BPBD yang datang pasca-gempa.
Retakan di rumahnya semakin lebar beberapa milimeter.
"Awalnya tetangga memberi tahu bahwa kondisi rumah agak miring ke timur. Saya cek ternyata benar sejak gempa," ungkapnya.
Ia berharap tidak ada gempa susulan, mengingat kondisi rumahnya yang tidak memiliki tiang beton di setiap pojok.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pamekasan, Herman Hidayat Santoso, mengakui bahwa hingga saat ini belum ada pemberian bantuan kepada korban gempa di wilayahnya.
"Kami masih menunggu koordinasi dari BPBD, terutama untuk korban dampak gempa bumi," katanya.
Pihaknya menjelaskan bahwa saat ini masih dalam proses inventarisasi dampak gempa yang terjadi.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/07/093759378/sepekan-berlalu-2-rumah-di-pamekasan-korban-gempa-sumenep-6-magnitudo-belum