Evakuasi korban dan pengangkatan runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny memasuki hari ke delapan, Senin (6/10/2025.
Hingga pukul 03.35 WIB tadi, total 54 korban jiwa yang ditemukan.
Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, skala korban jiwa dalam tragedi ini cukup besar dibanding bencana-bencana lain yang terjadi sepanjang 2025.
“Korban kali ini di sepanjang tahun 2025 adalah korban cukup besar menurut BNPB,” kata Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen Budi Irawan, Senin (6/10/2025).
Budi membandingkan bencana-bencana sebelumnya, seperti gempa bumi di Poso, Sulawesi Tengah dan banjir bandang di Bali yang tidak memakan korban lebih dari 50 jiwa.
“Dari bencana-bencana alam yang terjadi, baik gempa bumi di Poso, di tempat lain, lalu banjir di Bali semuanya korbannya hanya sedikit, ini cukup banyak 50 orang,” ujarnya.
Hari ini, tim SAR gabungan memaksimalkan pencarian korban hingga tuntas dengan membuka akses-akses runtuhan. Diperkirakan, 13 orang masih dalam proses pencarian.
“Kami sudah mengatur jadwal diharapkan pada hari ini kita selesai evakuasi. Diperkirakan tinggal 13 orang lagi (pencarian),” kata dia.
Proses pengangkatan material bangunan hingga kini telah berjalan sebesar 75 persen. Tinggal 25 persen lagi petugas membersihkan runtuhan di sisi kiri.
Bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mengalami ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan salat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
Korban yang selamat sebanyak 104 orang, sebagian masih menjalani perawatan di rumah sakit terdekat.
Korban meninggal dunia sejauh ini berjumlah 54 orang. Dari 54 korban tersebut, 10 orang dapat teridentifikasi.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/06/142051378/54-orang-meninggal-dunia-tragedi-al-khoziny-jadi-bencana-besar-melebihi