Secara umum, dampak gempa dirasakan di wilayah daratan dan kepulauan.
Namun, kerusakan paling parah terjadi di Pulau Sepudi yang mencakup dua kecamatan, yakni Gayam dan Nonggunong.
Di Kecamatan Gayam, tercatat ada 31 rumah warga yang rusak, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat.
“Sebagian rumah mengalami retak parah bahkan roboh akibat kuatnya guncangan,” kata Kalaksa BPBD Sumenep Ach Laili Maulidy, Rabu (1/10/2025) pagi.
Selain rumah, lanjut Laili, tiga masjid, satu mushala, dan lantai dua bangunan Puskesmas Gayam juga ikut terdampak guncangan.
Sementara itu, di Kecamatan Nonggunong, 16 rumah warga dilaporkan rusak.
Dua masjid, satu mushala, dan satu bangunan sekolah juga mengalami kerusakan akibat gempa.
“Fasilitas pendidikan dan tempat ibadah yang rusak sudah mulai kami data satu per satu,” ujar dia.
Di wilayah daratan, kerusakan bangunan teridentifikasi di Kecamatan Gapura, Batang-Batang, dan Talango.
Namun, tingkat kerusakannya tidak sebesar yang terjadi di Pulau Sepudi.
“Kerusakan di daratan relatif ringan, kebanyakan berupa retakan dinding dan atap yang rusak,” kata Laili.
Data sementara BPBD mencatat, sedikitnya 47 rumah rusak serta sejumlah fasilitas umum seperti enam masjid, dua musala, satu puskesmas, dan satu sekolah terdampak gempa.
Jumlah ini kemungkinan masih bisa bertambah seiring proses pendataan yang terus dilakukan di lapangan.
“Tim kami masih bergerak ke sejumlah lokasi terdampak untuk memastikan kondisi sebenarnya,” katanya.
Kondisi itu membuat bangunan yang sebagian besar masih berstruktur sederhana lebih rentan mengalami kerusakan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/01/104001278/dampak-gempa-sumenep-47-rumah-dan-6-masjid-di-pulau-sepudi-rusak