PAMEKASAN, KOMPAS.com - Kasus kematian akibat campak di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, bertambah dua orang.
Kini, angka kasus kematian akibat penyakit menular itu menjadi 9 anak.
Dua balita yang meninggal itu sempat dirawat secara intensif di RSUD Smart Pamekasan dalam dua hari terakhir.
Sebelumnya, kematian akibat campak sebanyak 7 kasus. Korban rata-rata tidak terimunisasi dan komplikasi gizi buruk.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, dr. Saifudin membenarkan adanya dua korban tambahan yang meninggal.
"Iya benar ada dua lagi balita yang meninggal akibat campak," katanya.
Status kedua korban berkategori suspek campak. Hasil laboratorium belum turun untuk memastikan campak secara uji klinis.
Menurutnya, tenaga medis sudah berusaha menyelamatkan dua balita itu, namun tidak berhasil.
Karena itu, pihaknya meminta semua orangtua untuk mendukung program imunisasi tambahan.
"Kami berharap imunisasi tambahan yang dilakukan didukung oleh orangtua. Karena balita yang meninggal rata-rata akibat tidak terimunisasi dan komplikasi gizi buruk," ucapnya.
Saat ini, Dinkes tengah gencar melalukan imunisasi tambahan. Sasarannya adalah anak usia 9 bulan hingga 6 tahun.
Sebelumnya, Unicef merekomendasi agar dilakukan imunisasi tambahan serentak di 17 puskesmas di Pamekasan.
Sebanyak 60.754 anak harus mendapatkan imunisasi tambahan untuk memutus mata rantai penyebaran campak di Pamekasan.
Berdasarkan data Dinkes Pamekasan, sebanyak 765 anak sudah sembuh dari campak. Sisanya sebanyak 59 anak masih dalam proses penyembuhan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/30/181722378/2-balita-di-pamekasan-meninggal-akibat-campak-angka-kematian-jadi-9-kasus