Salin Artikel

Saputro Menanti Anaknya yang Jadi Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Musala yang berfungsi sebagai tempat ibadah tersebut runtuh saat para santri sedang melaksanakan shalat Ashar pada pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).

Akibat insiden tersebut, sejumlah santri terjebak di dalam reruntuhan bangunan.

Proses evakuasi masih berlangsung hingga saat ini.

Saputro, bersama istri dan anak-anaknya, terus menatap papan laporan korban yang terpasang di posko evakuasi.

Makanan yang disediakan oleh petugas dari dapur umum pun hanya sedikit yang dilahap, karena pikirannya masih dihantui kabar anaknya yang belum ditemukan.

“Putra saya belum ketemu. Belum ketemu sampai saat ini. Jadi belum ada kabar gitu,” ungkap Saputro kepada Kompas.com, Selasa (30/9/2025).

Saputro mengaku bahwa ia pertama kali mendengar kabar tentang insiden tersebut dari salah satu teman anaknya yang juga merupakan santri di Ponpes Al Khoziny.

Betapa remuk perasaannya ketika mengetahui anaknya menjadi salah satu korban.

Ia bersama istri dan anaknya langsung meluncur dari Bangkalan menuju Sidoarjo dan tiba pada malam hari untuk memastikan kondisi anaknya, Muhammad Anas Fahmi (15).

“Tadi malam dari Kamal Bangkalan dan langsung ke sini,” ujarnya.

Fahmi, yang kini menjadi siswa SMP di Al Khoziny, telah menjadi santri di pondok tersebut selama tiga tahun terakhir.

Saputro mengaku melakukan komunikasi terakhir dengan anaknya pada Sabtu (27/9/2025) untuk memberitahukan bahwa ia akan mengirim makanan dan perlengkapan pondok minggu ini.

“Minggu depan ini waktunya kirim. Kami tiap tiga minggu sekali kirim,” tambahnya.

Kini, yang bisa dilakukan Saputro hanyalah berdoa agar anak ketiganya dapat ditemukan dalam keadaan selamat.

“Saya cuma berdoa mudah-mudahan semuanya selamat,” pungkasnya.

Hingga saat ini, penyebab robohnya bangunan masih dalam penyelidikan.

Namun, diketahui bahwa bangunan tersebut berada dalam tahap akhir pengecoran di lantai tiga sebelum ambruk.

Kantor SAR Kelas A Surabaya mencatat bahwa sebanyak 102 orang telah terevakuasi dari lokasi kejadian.

Sebanyak 11 di antaranya dievakuasi oleh petugas, sementara lainnya berhasil keluar secara mandiri.

Seluruh korban telah dibawa ke Rumah Sakit Notopuro dan Rumah Sakit Siti Hajar, tetapi sebagian besar telah diperbolehkan pulang.

Sayangnya, tiga orang dinyatakan meninggal dunia akibat insiden tersebut.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/30/170818378/saputro-menanti-anaknya-yang-jadi-korban-reruntuhan-ponpes-al-khoziny

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com