Nenek Painem langsung diungsikan ke rumah tetangganya agar lebih tenang.
Tetangga Korban, Suyatmi, mengatakan jika saat kejadian pemilik rumah sedang bekerja di sawah.
Melihat kobaran api, masyarakat langsung berusaha memadamkan api dengan alat seadanya dan mencari Painem.
“Korban sehari-hari tinggal sendirian di rumahnya. Harta benda milik korban yang berhasil diselamatkan cuma seekor sapi. Perhiasan emas dan uang tunai Rp 1,5 juta serta perabotan rumah lainnya habis terbakar," ujar Suyatmi.
Saksi mata, Agus Harianto, mengaku pertama kali melihat kobaran api dari bagian kamar tidur korban.
Menurutnya, Painem diketahui sering menyalakan obat nyamuk bakar saat malam hari.
“Dugaan api dari obat nyamuk bakar yang lupa dimatikan. Setelah mengevakuasi harta berharga dan mencoba memadamkan api, warga menghubungi petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Ngawi agar api cepat dipadamkan,” tuturnya.
Petugas yang menerima laporan, langsung menerjunkan dua unit mobil pemadam kebakaran dan satu mobil water supply.
Petugas Damkar Kabupaten Ngawi, Heri Kuncoro, menyampaikan bahwa butuh waktu 1 jam dalam proses memadamkan api yang sudah menghanguskan seluruh bagian rumah.
“Dugaan awal api bersumber dari kasur kamar tidur yang terbakar obat nyamuk. Selang kami tadi sempat bocor saat proses pemadaman, meski begitu syukurlah api dapat dipadamkan,” bebernya.
Heri menaksir, kerugian akibat kejadian ini mencapai ratusan juta rupiah, lantaran seluruh bagian rumah dan perabotan ludes terbakar.
“Proses penyelidikan masih dilakukan oleh jajaran kepolisian dari Polsek Geneng,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Nenek Hidup Sebatang Kara di Ngawi Menangis Lihat Rumahnya Dilahap Api.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/26/124922678/nenek-yang-hidup-sebatang-kara-hanya-bisa-menangis-lihat-rumahnya-di-ngawi